SURABAYA (bangsaonline) - Wali Kota Surabaya Tri Risma harini tetap ngotot meminta pada pedagang bisa berjualan pada bulan Ramadan mendatang di PasarTuri. Pedagang juga diminta berjualan tidak hanya pada bulan Ramadan, tapi seterusnya. Permintaan orang nomor satu di Surabaya itu dikarenakan pedagang sudah lama tidak berjualan di bekas pusat grosir terbesar di Indonesia timur ini.
Risma, panggilan Tri Rismaharini mengakui bahwa, kondisi bangunan Pasar Turi sekarang masih belum siap untuk ditempati untuk berjualan. Tapi pihaknya tetap meminta agar kontraktor tetap bisa menyelesaikan pembangunan sesegera mungkin.
Baca Juga: Belasan Tahun Mangkrak, Pasar Turi Baru Beroperasi di Era Eri Cahyadi
“Pedagang nanti saya harap bisa terus berjualan disana (Pasar Turi). Kalau masalah mengganggu atau tidak dalam pembangunan, itu bisa disiasati. Waktu saya membangun sentra PKL (pedagang kaki lima) kan tidak harus memindahkan pedagang,” pintanya.
Dia menegaskan, keterlambatan pembangunan bukan murni karena kesalahan investor. Keterlambatan ini juga karena kesalahan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada saat penyerahan lahan pada investor.
Meski begitu, Risma,mengaku sudah melakukan beberapa upaya untuk mempercepat pembangunan. Salah satunya mengundang investor membicarakan penyelesaian pembangunan. Hal ini bertujuan mengetahui kendala-kendala teknis di lapangan yang memungkinkan menghambat proses pembangunan.
Baca Juga: Bantu Urai Benang Kusut Polemik Pasar Turi, Wantimpres Bersama Habib Hasan Kunjungi Surabaya
“Keterlambatan pembangunan ini juga karena salahnya pemkot sendiri. Penyerahannya terlambat satu tahun karena ada masalah-masalah aturan yang harus dipelajari dulu,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Tri Setijo Puruwito menegaskan, pedagang Pasar Turi butuh perhatian nyata dari wali kota. Tidak hanya pernyataan saja di media massa. Wali kota juga harus mengetahui secara persis proses pembangunan Pasar Turi. Jangan sampai wali kota hanya mengetahui kondisi di lapangan hanya dari laporan bawahan semata. Terutama soal perkembangan pembangunan Pasar Turi. Jika dilihat secara langsung di lapangan, sangat tidak mungkin pedagang diminta untuk berjualan di bangunan yang belum selesai.
“Jika Pemkot serius dalam mengontrol dan mengawasi pembangunan Pasar Turi, saya kira pedagang akan lebih tenang,” ujarnya.
Baca Juga: Dua Kelompok Massa Demo di PN Surabaya
Tri menjelaskan, perkembangan pembangunan Pasar Turi masih jauh dari selesai. Tidak hanya pada bangunannya semata, tapi juga kelengkapan infrastruktur yang lain. Misalnya, saluran listrik dan juga saluran air serta penyejuk udara (air conditioner/AC). Anehnya, saat ini pihak investor justru akan menggusur pedagang yang berjualan di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Alasan penggusuran ini karena kawasan TPS akan dibangun jalan akses masuk ke Pasar Turi. Padahal, pedagang berjualan di TPS ini juga agar mereka bisa melunasi cicilan stan yang mereka beli di Pasar Turi. “Pasar Turi ini masih belum siap untuk dibuat berjualan. Bisa dikatakan sistemnya belum on. Jualan kan tidak hanya ada stan saja, tapi juga ketersediaan listrik, air dan sebagainya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News