JAKARTA, BANGSAONLINE.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berharap pembangkit listrik bersumber dari ampas tebu melalui skema "co-generation", yang saat ini sedang dalam kajian kelayakan, dapat beroperasi pada 2018.
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo mengatakan, upaya tersebut adalah salah satu unit usaha RNI untuk membantu pemerintah mengembangkan potensi energi baru-terbarukan.
"Untuk menyukseskan proyek itu, kami sudah menjalin kemitraan dengan beberapa pihak. Namun, saya belum bisa menyebutkan siapa saja," ujar dia, Kamis (12/5/2016).
Adapun rencananya, pembangkit listrik tersebut akan dibangun di daerah Jatitujuh, Kecamatan Majalengka, Jawa Barat. Penanggung jawab proyek ini adalah anak perusahaan RNI yaitu PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II.
Didik tidak menyebut berapa investasi yang dihabiskan RNI untuk proyek tersebut. Akan tetapi dia memberikan kisaran sekitar ratusan miliar rupiah.
Pemerintah saat ini memang sedang giat melakukan pengembangan sektor energi baru-terbarukan seiring dengan menurunnya harga komoditas sumber daya mineral seperti minyak bumi dan terus mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sampai 20 persen.
Menteri ESDM Sudirman Said pernah berkata bahwa dari 57.000 megawatt produksi listrik baru 6 sampai dengan 7 persen yang berasal dari EBT.
Salah satu strategi, ke depan pembangkit listrik EBT, misalnya tenaga surya, akan dikembangkan dengan skala besar sampai 5.000 megawatt. Cara tersebut diyakini akan menarik investasi asing dan keberadaannya akan lebih lama dibandingkan skala yang lebih kecil.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menyatakan ada rencana pembentukan perusahaan khusus untuk energi baru dan terbarukan (EBT), diyakini berada di bawah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, semua ini masih dalam tahap diskusi dan kajian-kajian. (rhs/oke/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News