SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Makam Dewi Sekardadu terletak di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Kota Sidoarjo. Atau berjarak sekitaran 25 km dari terminal Purabaya Bungurasih.
Untuk mencapai malam ini, bisa melalui jalan darat, dengan menyusuri pematang tambak, atau melalui sungai dengan perahu yang berangkat dari kota Sidoarjo.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Penuturan Samian, masyarakat setempat selalu mengunjungi makam ini untuk berziarah dan berdoa, terutama pada upacara nyadran, yang digelar setiap bulan Ruwah, yaitu seminggu sebelum Ramadan.
“Untuk mencapai kawasan wisata religi makam Putri Ayu Dewi Sekardadu ini mempunyai dua rute berbeda, yaitu melalui daratan masuk di Desa Damarsari, kemudian mengikuti jalan aspal sekitar 5 km, sampai di Desa Sawohan. Apabila melalui laut dari Alun-Alun Sidoarjo, menuju Desa Bluru Kidul, kemudian bisa menyewa/menumpang perahu nelayan untuk sampai di desa sawohan,” pandu dia.
Perjalanan yang ditempuh menuju makam ini melewati pembatas tambak (pematang tambak) sejauh 10 km, jalan yang berbelok-belok, dimulai dari yang ada pavingnya hingga jalan yang masih tanah. Jika hujan maka kondisi jalan menjadi licin.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
“Makam Putri Ayu Dewi Sekardadu ramai dikunjungi pada hari Sabtu-Minggu atau hari libur. Pengunjungnya sampai 300 orang dalam 1 hari. Kalau hari biasa pengunjung hanya 2-3 orang.”
“Pengunjung makam ini pun beragam tidak hanya dari kota Sidoarjo saja. Namun, banyak dari kota lain seperti Malang, Lamongan, Probolinggo, Surabaya, Jember dll. Karena mengingat Makam Putri ini, ada ibu kandung Sunan Giri, sehingga masyarakat sering ziarah ke sini untuk berdoa memohon kepada Allah SWT,” ungkap Samian.
“Putri Dewi Ayu Sekardadu adalah putri dari Kerajaaan Blambangan bernama Prabu Minak Sembuyu. Putri Ayu Dewi Sekardadu merupakan ibu dari Raden Paku atau Sunan Giri.Penyebar agama Islam di Giri Kedaton, Gresik.“
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
“Ceritanya, Putri Blambangan ini terkenal cantik, terserang penyakit berat. Segala upaya telah dicoba, Tabib dan Dukun sudah didatangkan. Namun, tidak bisa menyebuhkan putri tersebut. Raja Blambangan yang putus asa akhirnya menggelar sayembara barang siapa yang bisa menyebuhkan penyakit Putri Ayu Dewi Sekardadu, bila masih muda akan dinikahkan dengan Putri Ayu Dewi Sekardadu, apabila sudah tua akanjadi kerabat kerajaan.”
“Banyak yang mengikuti sayembara akan tetapi semuanya gagal, setelah beberapa saat ada orang yang bernama Syeh Maulana Iskak mengajukan diri untuk ikut sayembara, dan akhirnya diaberhasil menyembuhkan penyakit Putri Ayu Dewi Sekardadu. Sesuai dengan janjinya sang Rajapun menikahkan keduanya.”
“Tiba-tiba, Sang prabu dan Syeh Maulana bertengkar karena Sang Prabu tidak mau menerima ajakan Syeh Maulana masuk agama Islam. Dari permusuhan itu Syeh Maulana pamit mundur ketika ibu Putri Ayu Dewi Sekardadu sedang hamil besar.”
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
“Syeh Maulana berpesan jika lahir laki-laki, namakan dia Raden Paku. Setelah Sunan Giri lahir, dia dihanyutkan di laut oleh raja Blambangan. Mengetahui anak tercintanya dibuang ke laut, Putri Ayu Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut mengejar-ngejar anaknya. Namun gelombang ombak terlalu besar, dantenggelamlah pula Putri Ayu Dewi Sekardadu. Jasad Putri Ayu Dewi Sekardadu terbawa arus hingga Sidoarjo.”
“Jasad Putri Ayu Dewi Sekardadu digotong ikan keting ke dekat pantai. Akhirnya dari peristiwa itu wilayah daerah ini diberi nama Ketingan atau Kepetingan,” ungkap Samian. (faratiti dewi/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News