Warga Belanda Suka Masuk Islam Bernuansa Budaya Indonesia, Catatan KHM Cholil Nafis

Warga Belanda Suka Masuk Islam Bernuansa Budaya Indonesia, Catatan KHM Cholil Nafis KHM Cholil Nafis bersama Tom Abdullah, warga Belanda yang sudah bersyahadat. Ia berpose di depan masjid Assalam Rotterdam Belanda. Foto: dokumentasi bangsaonline.com

ROTTERDAM, BANGASONLINE.com - KH M. Cholil Nafis, Ph D kini melakukan safari dakwah keliling Eropa. Banyak peristiwa menarik, terutama terkait dengan perkembangan Islam. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyatakat MUI Pusat itu menulis perjalanannya itu untuk pembaca bangsaonline.com. Selamat menikmati:

Menginjakkan kaki di Belanda memgingatkan sejarah penjajahan di Indonesia. Namun mata terasa berbeda saat melihat lingkungan yang bersih, lahan pertanian yang baik, dan taman binatang yang hidup bebas merangsang angan bagaimana Indonesia bisa menirunya.

Baca Juga: Luar Biasa! WN Inggris dan Pemuda asal NTT Ikrar Syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya

Luas negara Belanda tak lebih besar dari propinsi Jawa Barat. Namun kesannya berbeda karena kiprahnya banyak menjangkau dunia luar sejak ratusan tahun silam. Penduduk negara Belanda yang berjumlah sekitar 17 jutaan ini sekitar 10% memeluk Islam meskipun mayoritas warganya, 55% ateis. Mereka terkesan lebih akrab dengan warga Indonesia, bahkan sangat senang dengan tradisi, seni dan kebudayaan Indonesia.

Warga Belanda merasa dekat atau "hutang budi" dengan Indonesia. Banyak hal yang dirasakan oleh warga negara Indonesia mengenai kedekatan antar warganya. Hal ini dapat dilihat kerelaan masyarakat Belanda untuk melepaskan tanahnya dan memeluk agama Islam karena suka tradisi dan budaya masyarakat Indonesia.

Seperti Masjid Indonesia Al Hikmah di Den Haag. Awalnya masjid ini adalah bangunan gereja. Kemudian hendak dibeli oleh komunitas Turki dan juga masyarakat Indonesia. Namun pemiliknya lebih senang menjual tanah dan bangunan gereja kepada masyarakat Indonesia karena suka dengan kebudayaan Indonesia yang sering ditampilkan di Den Haag. Banyak masyarakat Belanda yang telah meyakini Islam memilih untuk ikrar syahadat di Masjid Indonesia.

Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar

Begitu juga kantor Persatuan Pemuda Muslim Indonesia Eropa (PPME) cabang Rotterdam awalnya tanahnya dibeli dari masyarakat Belanda. Izin perubahan bangunan dan peruntukannnya sangat cepat dikeluarkan karena judulnya untuk kegiatan Seni dan kebudayaan Indonesia. Padahal bangunan milik negara lain di sebelahnya yang sudah dua tahun mengajukan izin pembangunan belum keluar izinnya.

Seringkali Warga Muslim Indonesia di Belanda mengadakan kegiatan keagaaman melalui pementasan seni dan budaya Indonesia. Bahkan acara pengajian pun dilakukan dengan semarak kesenian dan kebudayaan Indonesia sehingga masyarakat Belanda memandangnya cara ber-Islam warga Negara Indonesia lebih familiar dan asyik dan memberi kesan tentang ber-Islam yang ramah.

Warga Belanda seringkali mengikuti kegiatan keagamaan masyarakat Indonesia yang dibalut dengan seni budaya. Bahkan akhirnya mereka memeluk Islam di Masjid Indonesia karena senang dengan aktifitas keagamaan yang bernuansa seni dan kebudayaan Indonesia.

Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh

Pendekatan dakwah melalui budaya dan tradisi dianjurkan dalam Islam. Islam mengakui Adat sebagai sumber hukum maka berarti dapat dijadikan metode dakwah dalam penyebaran Islam. Sejatinya Islam mengakomodasi kebudayaan dan kearifan masyarakat setempat

Islam tidak anti seni dan budaya, bahkan menjunjung nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Dakwah Islam mengajak pada tauhid yang memberi nilai karakter diri dan ajaran yang memberi nilai baik pada kebudayaan.

Inilah Islam Wasathiyah, yaitu Islam yang dapat dirasakan dan disaksikan oleh semua orang dan landasannya adalah keteladanan Rasulullah SAW (Al Baqarah: 143). Islam dapat membedakan anatara yang primer dan yang skunder, antara pokok dan cabang juga antara esensi ajaran dan syi'ar agama

Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya

Dakwah Islam menciptakan masyarakat muslim yang berakhlak mulia berlandaskan nilai-nilai ilahiyah. sedangkan model perkumpulan, organisasi dan bentuk negara sepenuhnya tergantung pada kesepakatan masyarakatnya asalkan dapat tercipta keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO