SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya kembali menerima tamu di hari Jumat yang terketuk hatinya untuk menjadi umat Muslim.
Tamu-tamu tersebut hadir dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan pernah juga dari luar negeri. Mereka datang karena ingin mengucap ikrar dua kalimat syahadat.
Baca Juga: Unit PPA Satreskrim Polrestabes Tangani Kasus Pembuangan Bayi
Suli Sutikno, asal Surabaya dan Lilik Hariani, asal Banyuwang berikrar syahadat yang dituntun KH. Abdul Hamid Syarifuddin, salah satu imam Masjid Al-Akbar Surabaya.
Kiai Syarifuddin mengucap hamdalah atas kehadiran dua tamu yang akan mengucap ikrar dua kalimat syahadat tersebut.
“Alhamdulillah pada siang hari ini ada saudara-saudari kita yang akan mengikuti syariat islam, ajaran Rasulullah SAW, yaitu Bapak Suli Sutikno dan Ibu Lilik Hariani,” ucapnya di hadapan para jemaah salat Jumat yang belum pulang, Jumat (8/11/2024).
Baca Juga: Terlibat Judi Online, Ketua RT dan 2 Warga Mojo Klanggru Lor Ditangkap
Saat ditanya alasan memeluk islam oleh KH. Abdul Hamid Syarifuddin, Lilik mengaku ingin memeluk islam karena mengikuti kata hati.
Wanita yang mulanya beragama kristen protestan ini menjelaskan bahwa ia sudah berkeluarga, namun suaminya telah meninggal dunia. Tapi ikrar yang akan dia lakukan bukanlah untuk menikah lagi.
“Belum pengen nikah lagi, sungguh-sungguh karena panggilan hati,” jawab Lilik saat ditanya alasan memeluk islam oleh KH. Syarifuddin.
Baca Juga: Bakal Terdampak Pembangunan RS Siloam MERR, Masjid As Sakiinah Surabaya Tuntut AMDAL Lengkap
Sedangkan Suli Sutikno menceritakan alasannya menikah karena calon istrinya beragama islam.
Saat ditanya oleh KH. Syarifuddin apakah akan kembali ke agama kristen lagi setelah menikah, Suli menjawab dengan yakin dirinya tidak akan kembali ke agama sebelumnya.
Kiai Syarifuddin mengingatkan bahwa saat ini banyak yang menyaksikan
Baca Juga: Ibu yang Tega Buang Bayi di Atap Rumah Ditangkap Polsek Tambaksari
“Hati-hati, ini yang mendengarkan dan yang jadi saksi sangat banyak, bahkan tidak hanya yang kelihatan. Sampean bisa ndak, lihat yang gak kelihatan? Gak boleh main-main ya, kalau sudah hijrah di jalan Allah dan Rasulullah, maka yang sungguh-sungguh, konsekuensinya apa? Tidak boleh meninggalkan salat 5 waktu. Dan semua larangan-larangan Allah dijauhi, semua anjuran dan perintah kita lakukan semampu kita,” terang Kiai Syarifuddin.
Sebelum memimpin ikrar, Kiai Syarifuddin berpesan bahwa, Kalimat syahadat merupakan kalimat yang paling hebat,
“Orang kafir baca kalimat ini, kafirnya bisa hilang. Ayat ini gak boleh main-main, sampean itu menyaksikan, menyaksikan dengan keyakinan, bukan dengan mata. Yakin kalau Rasulullah SAW adalah utusan Allah. Seandainya tidak diutus ke dunia, sampean dan saya gak ada di dunia, karena Allah dengan adanya nur Muhammad, menciptakan alam semesta semua ini, jadi gak boleh dibuat main-main,” papar Kiai Syarifuddin.
Baca Juga: Penemuan Bayi di Atap Rumah, Polisi akan Periksa Pemilik Rumah
Prosesi ikrar dilakukan secara bergantian dan dituntun oleh Kiai Syarifuddin, para jemaah shalat jumat yang turut menyaksikan ikrar tersebut mengucapkan selamat atas kembalinya Suli dan Lilik ke fitrahnya.
Kegiatan diakhiri dengan doa bersama seluruh jemaah yang dipimpin oleh Kiai Syarifuddin, agar kedua mualaf tersebut bisa menjalankan perintah Allah SWT dan Rasulnya sehingga selamat dunia akhirat.
“Ya jadi seperti itu, jadi sampean menyaksikan melalui keyakinan hati sampean yang manteb, bukan menyaksikan melalui mata. Sampean sudah dikasih pedoman oleh Allah yaitu Al-Qur’an, walau bacanya masih gratul-gratul tidak apa-apa, tapi seng penting baca,” pungkas Kiai Syarifuddin di akhir acara. (msn)
Baca Juga: Gagal Curi Sepeda Angin, Pria Tanpa Identitas Tewas Dihakimi Warga di Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News