SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Warga negara asing (WNA) asal Inggris dan pemuda asal NTT menghadiri Masjid Al-Akbar Surabaya hari ini usai salat jumat, (29/11/2024).
Mereka adalah Michael John, asal Inggris dan Kristian Manayaki, pemuda asal NTT. Keduanya hadir untuk berikrar syahadat didampingi saksinya masing-masing.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
KH. Abdul Hamid Syarifuddin, salah satu imam Masjid Al-Akbar Surabaya yang berketepatan menjadi penuntun ikrar syahadat kali ini kagum. Sebab, salah satu calon mualaf berasal dari Negara Inggris yang bahkan belum lancar berbahasa Indonesia.
“Belum bisa Bahasa Indonesia ya, saya sendiri gak mahir Bahasa Inggris, Inggris Timur juga gak bisa,” canda KH. Syarifuddin saat berkenalan dengan calon mualaf.
Saat ditanya oleh KH. Syarifuddin, Michael mengaku bahwa salah satu alasan masuk islam karena akan menikah dengan wanita Indonesia yang beragama islam.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
KH. Syarifuddin mengutip penggalan ayat Al-Qur’an yang berbunyi, la ikraha fiddin (tidak ada paksaan dalam beragama) dan harus bersungguh-sungguh.
“Mohon ya, ikrar ini tidak main-main, yang nyaksikan bukan yang nampak saja, justru yang gak tampak lebih banyak dan sekaligus Allah yang menyaksikan. Nanti setelah nikah balik lagi, gak boleh main-main karena ikrar ini disaksikan orang banyak bahkan juga yang tak kasat mata dan Allah langsung,” tutur Kiai Syarifuddin.
Sedangkan Kristian Manayaki mengatakan bahwa alasannya memeluk islam bukan karena ingin menikah, melainkan murni ibadah ingin mengikuti ajaran Rasulullah SAW
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
“Betul-betul bukan karena terpengaruh (paksaan) atau mau menikah,” ucapnya.
Sebelum prosesi ikrar dimulai, Kiai Syarifuddin berpesan, bahwa ibadah yang tidak bisa ditinggal adalah shalat lima waktu, apapun alasannya.
“Apalagi ngelu tok wis gak shalat (cuma pusing sudah gak shalat). Jangankan sakit, gak bisa berdiri pun bisa dilakukan dengan duduk, gak bisa duduk ya tidur, gak bisa dengan tidur ya kedip-kedip. Saking pentingnya ibadah, itu bukan untuk kepentingan Allah tapi untuk sampean semua, dirinya sendiri. Jadi kepentingan ibadah ini bukan untuk orang lain, bukan Allah, tapi untuk diri sendiri,” paparnya.
Baca Juga: Syekh Afeefuddin di Maulid Akbar MAS, Khofifah: Upaya Unduh Berkah Allah dan Syafaat Rasulullah SAW
Prosesi ikrar berjalan dengan lancar, Kiai Syarifuddin menuntun bacaan dua kalimat syahadat tersebut secara bergantian.
Sebelum doa bersama seusai ikrar, Kiai Syarifuddin menjelaskan bahwa bacaan kalimat syahadat yang mengatakan ‘saya bersaksi’ bukanlah menyaksikan secara langsung, melainkan dengan keyakinan hati.
“Sampean bersaksi itu dengan apa? Apa dengan mata? Bukan, tapi dengan hati, meyakini bahwa tuhan itu hanya Allah, tidak ada tuhan yang wajib kita sembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa ajaran-ajaran islam di muka bumi ini, utusan sekaligus kekasih Allah,” pungkasnya. (msn)
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News