SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ribuan jemaah ikut shalat jenazah Prof Dr KH Ridlwan Nasir, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di Masjid Al Akbar Surabaya, Kamis (16/1/2025. Shalat jenazah itu diimami Syaikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani dari Tukri.
Sejumlah ulama atau kiai NU dan tokoh hadir di Masjid Al Akbar Surabaya. Tampak Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa, Ketua PWNU Jawa Timur yang juga pengasuh Pesantren KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Kepala Badan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya Dr KH Muhammad Sujak, Imam Besar Masjid Al Akbar Ustadz Ahmad Muzakki al Hafidz, Imam Masjid Al Akbar KH Abdul Hamid Abdullah dan beberapa ulama lainnya.
Baca Juga: Sebanyak 4.447 Sapi di Jatim Sembuh dari Virus PMK, Khofifah Apresiasi Pemerintah hingga Peternak
KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) saat menyampaikan sambutan dan memimpin doa usai shalat jenazah Prof Dr KH Ridlwan Nasir di Masjid A Akbar Surabaya, Kamis (17/1/2025). Foto: bangsaonline
Menurut Khofifah, Prof Ridwan Nasir adalah koordinator pengajian Kitab Tafsir Al Jilani di Masjid Al Akbar yang diampu oleh Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani. Saat kali pertama bertemu Syaikh Fadhil, tutur Khofifah, cucu ke-25 Syaikh Abdul Qodir Al Jilani itu langsung memberikan kitab Tafsir. Syaikh Fadhil kemudian menunjuk surat dalam Kitab Tafsir tersebut dan minta Prof Dr KH Ridwan Nasir untuk membaca.
Baca Juga: MK Harus Menolak, Selisih 5,4 Juta Suara, Gugatan Risma-Gus Hans Tak Punya Legal Standing
Artinya, Prof Ridlwan Nasir punya kemampuan untuk membaca kitab Taafsir tersebut.
“Jadi Prof Ridlwan Nasir itu koordinator pengajian Kitab Tafsir Al Jilani,” tutur Khofifah di ruang transir Masjid Al Akbar kepada para kiai seusai shalat jenazah Prof Ridlwan Nasir.
Apakah Syaikh Fadlil akan terus mengampu Kitab Tafsir Al Jilani? Guru besar yang sangat familiar itu mengaku akan terus mengaji Tahfir Al Jilani di Masjid Al Akbar sampai akhir hayatnya. Ia bahkan sudah merasa sebagai warga Indonesia.
Baca Juga: HUT ke-24 Baznas, Khofifah Apresiasi Penyaluran Zakat Produktif untuk Kesejahteraan Masyarakat
Kiai Asep Saifuddin Chalim mengatakan bahwa Prof Dr KH Ridwan Nasir adalah ulama yang banyak memiliki referensi, cerdas dan berwawasan luas tapi sangat sederhana. Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama itu mengaku sangat kehilangan.
“Seya minta beliau untuk memberi pengajian kepada mahasiswa di Masjid kampus di Universitas KH Abdul Chalim tiap minggu untuk bergantian dengan saya. Karena pesertanya sangat banyak terutama para mahasiswi. Beliau sudah bersedia tapi ternyata sudah tidak ada,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim sembari mengatakan bahwa Prof Ridwan Nasir bisa menarik minat mahasiswa-mahasiswi karena punya ilmu luas dan banyak referensi.
Senada dengan Kiai Asep, Gus Kikin juga mengaku sering berinteraksi dengan Prof Dr Ridlwan Nasir. Menurut dia, sampai hari-hari terakhir wafatnya, Gus Kikin masih terus berkomunikasi.
Baca Juga: Temui Menkes RI, Khofifah Sampaikan Peran Muslimat NU dalam Penguatan Layanan Kesehatan Masyarakat
Gus Kikin menuturkan bahwa Prof Ridlwan Nasir adalah alumnus Pesantren Tebuireng yang selalu memikirkan Pesantren Tebuireng.
Usai shalat jenazah, Syaikh Fadhil langsung memimpin doa. Setelah itu doa dipimpin Kiai Asep, Ahmad Muzakki al Hafidz dan KH Abdul Hamid Abdullah yang dipungkasi Gus Kikin.
Sementara sambutan atas nama keluarga disampaikan Prof Dr KH Ali Aziz, sedangkan sambutan atas nama Masjid Al Akbar disampaikan Dr KH Muhammad Sujak.
Baca Juga: Harlah ke-102 NU, Khofifah Tekankan Pentingnya Kolaborasi
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Prof Dr KH Ridlwan Nasir wafat dalam perjalanan pulang umrah. Pesawat yang ditumpangi langsung mendarat darurat di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam Kepulauan Riau. Jenazahnya dibawa ke RS Bhayangkara Batam. Baru keesokan harinya jenazah Prof Ridwan Nasir diterbangkan ke Surabaya setelah sebelumnya transit di bandara Jakarta.
Setiba di Bandara Juanda, jenazah Prof Ridlwan Nasir langsung di bawa ke rumah duka di Wonocolo Gang Lebar Surabaya. Kemudian dibawa ke kampus UINSA Surabaya untuk dishalatkan. Dari UINSA dibawa ke Masjid Al Akbar juga untuk dishalati. Kemudian dimakamkan di Pondok Pesantren Alif Laam Miim Kebonsari Surabaya.
Selama di Batam jenazah Prof Ridlwan diurus oleh Dr KH Maubir Rokhman, Rektor Universitas KH Abdul Chalim (UAC) dan Dr Affan, Warek UAC.
Baca Juga: Matangkan Persiapan Kongres XVIII Muslimat NU, Khofifah Silaturahmi ke Ketum PBNU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News