BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Puncak peringatan hari santri nasional (HSN) di Banyuwangi ditandai dengan berbagai kegiatan seperti kirab santri, jalan sehat, bedah buku hingga lanunching bea siswa penerbangan bagi santri hingga rehabilitasi narkoba di Ponpes.
Yang unik dari kegiatan tersebut ialah semua peserta mulai dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kepala SKPD, Forpimda hingga santri dan masyarakat, semua wajib menganakan baju koko dan sarungan sebagai simbol khas santri.
Baca Juga: Berkas 2 Tersangka Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri Dilimpahkan ke Kejaksaan
Acara diawali pada Sabtu (22/10) yakni apel gembira yang dipimpin Bupati Anas di pendopo Kabupaten. Dalam pesannya Bupati mengingatkan, HSN digelar dalam rangka mengenang jasa ulama dan kaum santri dalam memperjuangkan kemerdekaan. HSN, kata Anas, harus menjadi momentum untuk mengoptimalkan peran dunia pesantren, termasuk meningkatkan kepekaan para santri terhadap masalah sosial di masyarakat.
"Para santri punya peran strategis sejak zaman perjuangan meraih kemerdekaan. Resolusi Jihad yang digaungkan KH Hasyim Asyari adalah bukti nyata kecintaan santri pada bangsa ini. Santri juga harus ikut berperan menyelesaikan problem-problem sosial" ujar Anas yang mantan ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama tersebut.
Anas juga minta agar para kiai di Banyuwangi mengirimkan satu hingga tujuh pengasuh pondok pesantren untuk mengikuti pelatihan rehabilitasi narkoba. "Pemkab akan mendatangkan instruktur untuk memberikan pelatihan rehabilitasi narkoba," papar Bupati.
Baca Juga: Ibu Santri Korban Penganiayaan Didampingi Tim Hukum Hotman Paris ke Polres Kediri Kota
Dikatakan Anas, narkoba saat ini telah mengincar seluruh lini, termasuk pondok pesantren. Oleh karena itu, sudah saatnya pondok pesantren melakukan tes urine bagi para santrinya. Pemkab akan mendirikan rumah singgah rehabilitasi narkoba yang nantinya bisa menjadi tempat rehabilitasi santri yang terjangkit narkoba.
“Pondok yang menjadi tempat pemulihan untuk santri-santri yang terjangkit narkoba itu, akan mulai beraktivitas mulai tahun depan. Saya meminta agar pondok pesantren turut terlibat dalam pondok mini tersebut. Di Banyuwangi terdapat 289 pondok pesantren, dengan total santri sekitar 25.000 orang,” ujar Anas.
Ketua Rabhitah Maahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren Banyuwangi) KH Ahmad Munib Syafaat menyatakan kalau tugas santri tidak hanya belajar. Namun juga harus peka terhadap lingkungan sekitarnya. Ahmad mengakui saat ini narkoba telah masuk ke pesantren. Ada beberapa wali santri yang mengeluhkan pergaulan santri di luar pondok.
Baca Juga: Bupati Kediri Sampaikan Duka Mendalam atas Tewasnya Santri dari Banyuwangi
Dalam peringatan HSN juga dilakukan peluncuran beasiswa pilot bagi para santri. Beasiswa ini menggandeng salah satu sekolah pilot yang ada di Banyuwangi, yaitu Mandiri Utama Flight Academy (MUFA). Beasiswa ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada dunia pesantren yang telah banyak berperan memajukan Banyuwangi. (bwi1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News