Sebut 5 Pahlawan Kafir, Kader PKS Dilaporkan ke Polisi

Sebut 5 Pahlawan Kafir, Kader PKS Dilaporkan ke Polisi Dwi Estiningsih

YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com - Dwi Estiningsih, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dilaporkan Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia (FORKAPRI) ke Kepolisian Daerah Metro Jaya, Rabu, 21 Desember 2016. Dwi dilaporkan karena membuat cuitan di akun media sosial yang dianggap berbau kebencian dan bernuansa suku, agama, ras, dan antargolong (SARA).

Menanggapi laporan dirinya ke polisi, Dwi menjawab santai. Dwi melihat laporan tersebut justru sebagai pintu menyikapi persoalan yang terjadi belakangan ini. "Kalau perlu, saya bawa anak saya berusia 35 hari jika dipanggil kepolisian, tak masalah juga, perjuangan itu kan kapan pun dan di mana pun," kata Dwi dikutip dari Tempo.co.

Baca Juga: Yogyakarta Disebut Pusat Kejahatan Keuangan Digital

Dwi menambahkan, ia tak bisa menanggapi laporan itu lebih jauh. "Terkait tuduhan (ujaran kebencian) itu, saya tak bisa mencap pikiran banyak orang, terserah orang berpikir apa, kan? Saya tidak bisa mengontrol persepsi mereka," ujar Dwi yang saat diwawancarai tengah menggendong anak bungsunya berusia 1 bulan.

Lewat akun Twitter-nya, @estiningsihdwi, Selasa, 20 Desember 2016, Dwi, 38 tahun, menulis, "Luar biasa, negeri mayoritas Islam ini, dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir #lelah'. Cuitan Dwi lainnya juga disorot, seperti, "Iya sebagian kecil nonmuslim berjuang, mayoritas pengkhianat. Untung saya belajar #sejarah."

Cuitan Dwi itu menanggapi pecahan mata uang baru yang diluncurkan Bank Indonesia. Dalam pecahan uang baru tersebut, terdapat gambar dari tokoh-tokoh nasional. Alumnus S-1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ini menuturkan apa yang dilakukannya (di media sosial) hanya berupa bentuk perjuangan.

Baca Juga: Kerugian Korban Capai Rp 17 M, Pemilik Online Shop Grab Toko Ditangkap Bareskrim Polri

"Saya tak berjuang atas nama golongan, suku, dan agama, melainkan NKRI," ujar istri Erlangga Winoto itu. Pengelola biro pendampingan psikologi dan sering menggandeng pemerintah dalam penanganan gelandangan itu mengatakan cuitannya menjadi polemik karena sikap kritis atas kegelisahan pada peristiwa yang belakangan terjadi.

Dwi membantah cuitannya ini terkait isu terakhir mengenai polemik agama, seperti dampak ucapan Gubernur DKI Jakarta nonaktif yang memicu Aksi Bela Islam I-III. "Kalau mengikuti twit saya sejak beberapa tahun lalu, intinya saya hanya ingin mendudukkan persoalan pada tempatnya," tutur dosen tidak tetap di sejumlah kampus swasta itu.

Dwi menilai, di media sosial--yang semakin populer beberapa tahun terakhir--ini banyak hal seharusnya bukan masalah menjadi masalah. "Nah, kami ingin mendidik masyarakat, ini lho yang menjadi masalah itu. Ini yang bukan," ujar calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY pada 2014 dari PKS yang tak lolos tersebut.

Baca Juga: Tong Lee Siksa PRT: Tak Digaji, Dipaksa Mandi 12 Kali Sehari, Disiram Pembersih Lantai

Sementara Birgaldo Sinaga, Ketua FORKAPRI mengatakan, cuitan Dwi berisi ujaran kebencian bernuansa SARA.

"Kami sebagai anak bangsa, kebetulan ayah kami pejuang, merasa sangat terluka," kata Birgaldo. Birgaldo mengatakan dari data yang dikumpulkannya, Dwi merupakan seorang guru di daerah Yogyakarta dan merupakan lulusan S2 di salah satu universitas negeri setempat.

Ia juga diketahui kader Partai Keadilan Sejahtera di sana. "Berdasarkan rekam jejak yang kita pantau ia kader PKS pernah caleg di Yogyakarta," kata dia.

Dwi dilaporkan dengan delik pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik 2008 juncto pasal 45 ayat 2 UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan UU nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Ancaman hukumannya selama 6 tahun penjara. Birgaldo meminta Polda serius mengusut kasus ini.

"Tidak boleh lagi ada anak bangsa yang mencaci maki dan menghina para pahlawan bangsa yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan meghadiahkannya bagi kita semua," kata dia.

Seorang aggota forum lainnya, Achmad Zaenal Efendi, mengatakan belum meminta klarifikasi terkait hal ini kepada Dwi Estiningsih langsung. "Nanti kami akan berkoordinasi dengan FORKAPRI Yogyakarta juga soal ini," kata dia. (tempo.co)

Sumber: tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO