LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Komisi B Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Lumajang kembali inspeksi mendadak (sidak) pekerjaan rehab Alun-alun Lumajang, kemarin, Senin (16/01) pagi.
Sidak ketiga kalinya itu, wakil rakyat ingin memastikan mega proyek tahap 1 yang menelan anggaran APBD Lumajang tahun 2016 senilai 6.422.153.000 selesai sesuai dengan laporan PPHP Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Baca Juga: Batang Utama Keropos, Beringin Berusia Ratusan Tahun di Alun-Alun Lumajang Tumbang
Sidak dimulai dari sisi timur, ke bagian tengah, kemudian berkeliling Alun-Alun Lumajang, hingga ke bagian utama Alun-Alun Timur setempat.
Sidak dipimpin oleh Ketua Komisi B DPRD Lumajang, Solikin SH, serta sejumlah anggota lainnya. Mereka berbagai tugas, mulai dari meneliti RAB, melihat hasil pekerjaan, mengukur hasil pekerjaan, hingga memastikan kualitas bahan yang digunakan untuk renovasi Alun-Alun tersebut.
Para wakil rakyat tampak serius, bahkan lebih dari dua jam mengililingi Alun-Alun dengan teliti. Ketua Komisi B, Solikin SH, keberatan melayani pertanyaan sejumlah media, sampai seluruh rangkaian sidak itu selesai. "Biarkan kami bekerja dulu," kata Solikin SH kepada awak media yang mengikuti sidak ini.
Baca Juga: Rehab Alun-Alun Lumajang Tahap II Telan Rp 2,7 M
Bahkan Sholikin melarang anggota Komisi B memberi komentar tentang hasil sidak tersebut. "Jangan memberi komentar apapun. Satu pintu untuk penjelasan hasil sidak," cetusnya.
Setelah melakukan sidak, seluruh anggota Komisi B geleng-geleng kepala. Pasalnya, hasil pekerjaan rehab alun-alun terkesan dipaksakan selesai akhir tahun 2016 lalu. Hingga mengakibatkan hasil pekerjaannya kurang maksimal.
Solikin mengatakan, ada tiga temuan dari sidak kali ini, yakni pertama, lepasnya batu alam yang digunakan sebagai lantai sekeliling Alun-Alun Lumajang. "Di beberapa titik cukup banyak ditemui pemasangan batu alam yang sudah terlepas. Padahal belum satu bulan Alun-Alun ini dibuka untuk umum," katanya.
Baca Juga: Komisi B Sidak Rehab Fisik Alun-alun Lumajang, Banyak Temukan Masalah
Yang Kedua, kata Solikin, taman di sisi barat, tepatnya di depan Pendopo Bupati. Pemadatan tanahnya kurang bagus, bahkan ditemui tanah amblas karena kurang padat. "Sehingga sebagian pasangan batu-bata terlihat dengan jelas," ungkapnya.
Yang Ketiga, lanjut Solikin, adalah pemasangan mika untuk tulisan Kaligrafi didekat masjid. Entah karena panas atau sering dijadikan sandaran oleh ribuan orang yang selalu memadai alun-alun Lumajang, tulisan dari mika ini tampak melengkung ke dalam.
“Yang paling kelihatan adalah pemasangan lantai dari batu alam, banyak yang terkelupas. Kemudian pengecatan, ada juga mika yang kelihatan melengkung,” timpalnya.
Solikin juga mengatakan, kontraktor yang mengerjakan proyek ini memiliki jaminan 5 persen dari nilai proyek. Sehingga jika dalam masa pemeliharaan, mereka tidak mampu menyelesaikan dengan baik, maka dana jaminan 5 persen tersebut, tidak akan dicairkan kepada kontraktor.
"Selama enam bulan masih menjadi tanggungjawab kontraktor, jika selama enam bulan mereka tidak mampu menyelesaikan, maka dana jaminan tersebut tidak akan dicairkan," pungkasnya. (ron/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News