BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Sedikitnya ada tujuh titik di tanggul Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Kanor, Bojonegoro kondisinya rawan longsor. Tujuh titik itu berada di bantaran Sungai Bengawan Solo maupun anak sungai. Jika jebol, maka lahan pertanian, rumah dan fasilitas umum lainnya bakal tergenang banjir.
Tujuh titik yang rawan longsor itu di antaranya, di bantaran anak Sungai Bengawan Solo, Kali Mekuris dan Kali Celeng di Desa Simbatan, Cangakan, Kabalan dan Desa Kedung Primpen. Sedangkan titik longsor yang paling parah terjadi ditebing sungai Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Kanor. Tebing yang longsor itu padahal baru saja diperbaiki.
Baca Juga: Pascabanjir, Polres Ngawi Aktif Pantau Debit Air
"Titik yang baru diperbaiki sudah kuat, tapi sekarang yang longsor disebelahnya, karena tidak kuat menahan arus sungai," ujar Kasi Tramlinmas Satpol PP Kecamatan Kanor, Hari Purnomo, Sabtu (4/3).
Untuk melakukan pembangunan tebing sungai Bengawan Solo yang ambrol tersebut, maka pemerintah daerah harus meminta rekom dari Balai Besar Wilayah Bengawan Solo sebagai dasar pembangunan.
"Sekarang desa hanya melakukan pembangunan darurat dengan menguruk bagian sisi luar dengan ebal agar longsor tidak merambat lagi," jelasnya.
Baca Juga: Perahu Bocor, Empat dari 3 Korban Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Ditemukan Tewas
Untuk mengurangi dampak yang lebih luas, pihak kecamatan dalam waktu dekat ini rencananya akan menanami bantaran sungai dengan tanaman mangrove. Sedikitnya 2.000 bibit tanaman mangrove akan ditanam di bantaran sungai wilayah Kecamatan Kanor. Bibit mangrove tersebut diperoleh dari operator lapangan Blok Sukowati, Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ).
"Ini merupakan program penghijauan dan penanaman mangrove di sekitar sungai yang dilakukan JOB PPEJ," ujar environmental, JOB PPEJ, Muhammad Sahli usai melakukan rapat koordinasi di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
