Perkawinan Usia Dini Menurun di Kota Mojokerto, Wali Kota Bersyukur

Perkawinan Usia Dini Menurun di Kota Mojokerto, Wali Kota Bersyukur Wali Kota menyerahkan bantuan kepada masyarakat akseptor KB. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot Mojokerto dipusingkan dengan persoalan kepadatan penduduk. Daerah yang membawahi tiga kecamatan ini menduduki peringkat ketiga kawasan padat penduduk di Jatim setelah Surabaya dan Malang.

"Perkawinan usia dini menjadi salah satu faktor pertumbuhan penduduk di daerah ini," terang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AK) , Moch Imron usai rakor KB di Pendopo Graha Praja Wijaya, Jumat (26/5).

Baca Juga: Pj Ali Kuncoro dan Ketua DPRD Kota Mojokerto Tinjau Logistik KPU Jelang Pilkada Serentak 2024

Ia memaparkan, tahun 2015 lalu perkawinan usia dini di daerahnya mencapai 51 kasus, dan turun pada tahun 2016 yakni 48 kasus.

Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pihaknya membentuk pusat konseling remaja (Pik-R) dan pusat konseling masyarakat. "Target tahun ini membentuk forum komunikasi anak dengan merekrut 115 kader di 12 kelurahan. Namun belum tuntas seluruhnya karena terbentur puasa, namun akhir tahun ini selesai," jawabnya.

Sementara itu, Wali Masud Yunus mengaku puas dengan kinerja kantor KB. "Alhamdulillah angka kelahiran kita cuma 1,8 ini sudah di bawah rata-rata Jawa Timur. Ini artinya berkat dorongan dan dukungan dari semua pihak, program KB di dapat sukses," katanya.

Baca Juga: 3 Raperda Hasil Fasilitasi Gubernur Jatim Turun, Pemkot Mojokerto Sodorkan 5 Raperda Baru

Untuk mensukseskan program KB, langkar promotif dan preventif yang dilakukan Pemkot Mojokerto adalah dengan menekan angka perkawinan usia dini, yaitu perkawinan di bawah usia 20 tahun. “Salah satu yang dilakukan Pemerintah yaitu dengan memberikan motivasi. Di antaranya Pemkot telah memberikan beasiswa kepada warga yang tidak mampu, setelah lulus SMA diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Agar anak-anak setelah lulus SMA tidak buru-buru nikah,” tuturnya.

Peningkatan sumber daya manusia harus dimulai dari perkawinan yang siap. Artinya melahirkan anak di usia di atas 20 tahun bagi perempuan. “Kesadaran ini yang harus diberikan kepada masyarakat melalui petugas KB, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama. Kesadaran untuk mengikuti program KB juga harus ditingkatkan dan diprioritaskan,” seru Wali Kota. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pastikan Harga Stabil Jelang Idul Adha, Wali Kota Mojokerto Sidak Pasar Hewan dan Bahan Pangan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO