SURABAYA (bangsaonline) - Berawal dari keprihatinannya terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), mahasiswi Program Studi Multimedia Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Devi Oktaviani Effendy tergerak untuk membantu para ABK. Ia kemudian merumuskannya ke dalam sebuah aplikasi dalam Tugas Akhir S1 yang berjudul ‘Multimedia Interaktif sebagai Terapi Visual, Bermain, dan Musik untuk Autisme’.
Berdasarkan studi literatur dan interview yang dilakukannya dengan seroang terapis dari Alejo Academy Surabaya, Devi memperoleh informasi mengenai bagian dalam terapi yang dapat dimultimediakan, metode terapi yang sesuai, dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pembuatannya.
Baca Juga: Beri Kuliah Umum di Ubaya, Gubernur Khofifah Berbagi Resep Menjaga Kebhinekaan
Pilihan akhirnya jatuh pada pembuatan aplikasi bagi anak autis berjudul ‘AKU BISA’. “Program ini dibuat berdasarkan pertimbangan terhadap keterbatasan terapi yang umumnya harus dilakukan di tempat terapi, membutuhkan biaya yang relatif mahal, dan keberadaan media terapi berbentuk aplikasi yang masih menggunakan bahasa Inggris,” ujar Devi kepada wartawan, kemarin (15/7).
Ia menjelaskan, media terapi ini dirancang agar orangtua dapat mendukung proses terapi anaknya secara mudah dan murah di rumah. Apalagi menurut penelitian, peran orangtua dalam terapi terbukti lebih efektif dalam perkembangan anak autis dibanding peran guru maupun terapis. “Jadi menurut saya, akan membantu sekali apabila orangtua dapat mendampingi anaknya menggunakan media terapi tambahan ini di rumah secara berulang, begitu juga dengan para terapis di tempat terapi,” lanjutnya.
Karya ini didesain dengan memperhatikan kebutuhan dan keterbatasannya sebagai pengguna. Warna, bentuk, tipografi, dan suara menjadi elemen penting yang wajib diperhatikan selama pembuatan aplikasi. Agar semakin membantu, tersedia narasi suara yang selalu muncul ketika ada informasi yang perlu disampaikan di setiap tampilannya.
Baca Juga: Guru-Guru PAUD di Mojokerto Ikuti TOT Pra-Literasi
Tema ‘Rumah’ yang diterapkan dalam aplikasi ini juga dinilai penting, karena rumah merupakan lingkungan yang paling dekat dan perlu dikuasai oleh anak autis sebelum mereka meluaskan interaksinya di luar.
“Software yang dibuat Devi ini sangat baik ditinjau dari aspek desain, interaktifitas maupun metode terapi yang dipakai dalam software itu sendiri. Harapan saya, software ini bisa digunakan sebagai salah satu alat bantu terapi bagi anak autis yang dapat digunakan di rumah maupun di tempat terapi,” ungkap Lisana, SKom M Inf Tech, Dosen Pembimbing II.
Yolanda Siao yang kemarin mencobakan metode milik Devi ini kepada anaknya Jason Marcellino mengakui bahwa metode ini cukup bagus. “Anak saya butuh visual untuk mengajarkannya. Aplikasi ini cukup membantu karena ada gambar-gambarnya,” ujar Yolanda.
Baca Juga: Gandeng Ubaya, Pemkot Surabaya Siapkan 104 Beasiswa Ubaya Plus Jaminan Pekerjaan
Program multimedia karya Devi ini memiliki tiga menu utama yang terangkai dalam satu media yaitu aktivitas, permainan, dan musik. Aktivitas dalam aplikasi ini meliputi kegiatan sehari-hari yaitu mandi, buang air, gosok gigi, makan, tidur, dan berpakaian. Menu ini berfungsi untuk melatih anak autis belajar mandiri dan patuh terhadap instruksi. Sementara menu permainan meliputi angka, bentuk, ekspresi, puzzle, dan konsentrasi.
Dalam menu permainan, disertai juga tutorial yang memberi informasi pengenalan setiap obyek sebelum anak autis melakukan permainan. Sedangkan menu musik terdiri atas irama riang dan tenang yang menjadi terapi musik untuk mengiringi aktivitas-aktivitas anak autis, baik selama menggunakan aplikasi ini, maupun ketika melakukan aktivitas lain.
Multimedia interkatif ini telah diuji cobakan kepada tiga kelompok responden. Ketiganya adalah para terapis di tiga tempat terapi di Surabaya (Gembira Ria, AGCA, dan Cakra Autism), dua orangtua anak autis, dan dua anak autis yang didampingi orangtuanya. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi ini telah tervalidasi sebagai media terapi tambahan baik di rumah dan di tempat terapi, sambil dilakukan pengembangan lebih lanjut terkait pengembangan materi dan karakter secara lebih mendetil ke depannya.
Baca Juga: Arumi Ingatkan Pentingnya Dukungan Bagi Anak Down Syndrome
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News