SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Meliyanti, mahasiswi Jurusan Desain dan Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya), berhasil menyelesaikan tugas akhirnya dengan menciptakan alat bernama Akupuntur Olahraga (AKO).
AKO diciptakan spesifik untuk gerakan sit up dan push up yang merupakan latihan otot dada dan perut, yang bermanfaaat untuk mengingkatkan kebugaran tubuh manusia dan membakar kalori.
Baca Juga: Beri Kuliah Umum di Ubaya, Gubernur Khofifah Berbagi Resep Menjaga Kebhinekaan
“Dengan alat ini, kita bisa melakukan sit up dan push up sekaligus menikmati terapi akupunktur, karena AKO memiliki tonjolan-tonjolan tertentu yang berfungsi untuk memijat dan melancarkan aliran darah,” kata Meliyanti.
AKO merupakan hasil produk dari skripsi Meliyanti yang berjudul Perancangan Street Furniture Studi Kasus Taman Kota di Surabaya. Selain bermanfaat sebagai alat olahraga sekaligus terapi akupuntur, AKO juga didesain sebagai sarana olahraga umum yang ditempatkan di taman kota, untuk meningkatkan minat masyarakat mengunjungi taman kota untuk berolahraga.
Meliyanti membuat tugas akhir ini karena ingin membuat sarana olahraga yang baik, mudah dimengerti masyarakat dan jauh dari penyimpangan vandalisme masyarakat yang bersifat negatif seperti pengerusakan, pencurian dan penyalahgunaan.
Baca Juga: Guru-Guru PAUD di Mojokerto Ikuti TOT Pra-Literasi
“AKO ini berawal saat saya ingin diet, olahraga indoor membuat saya bosan, saat olahraga ke taman kota Surabaya beberapa alat olahraga yang saya temui sudah rusak, seperti kayuh sepeda yang sudah tak normal lagi, beberapa bagian alat olahraga yang rusak dan hilang, hal itu membuat saya tergugah untuk membuat inovasi” jelas perempuan asli Surabaya.
“Agar jauh dari penyimpangan vandalisme yang bersifat negatif, AKO dipasang dengan teknik footplate kontruksi beton permanen,” tambahnya.
Mahasiswi cantik ini menjelaskan cara menggunakan AKO, yaitu apabila ingin melakukan sit up, maka posisikan tubuh dengan posisi duduk, kedua lulut dilipat dan jejakkan kaki pada handleyang telah disediakan, lipat kedua tangan dan posisikan di belakang kepala, posisikan bagian punggung pada posisi tidur, tarik badan ke depan hingga dada menuju arah lutut, dilakukan secara berulang-ulang.
Baca Juga: Gandeng Ubaya, Pemkot Surabaya Siapkan 104 Beasiswa Ubaya Plus Jaminan Pekerjaan
Sedangkan untuk melakukan push up, letakkan tangan pada handle dengan posisi terbuka selebar bahu dan genggam handle, posisikan kaki bertumpu pada ujung jari kaki hingga tubuh berposisi lurus sempurna, turunkan bahu hingga membentuk siku 90 derajat, kemudian dorong bahu dan lengan hingga lurus ke depan, dilakukan secara berulang.
“Pada samping AKO terdapat lembaran aluminium yang memberikan informasi cara penggunaan, manfaat sit up dan push up, serta informasi jumlah kalori yang terbakar sesuai dengan gerakan sit updan push up berupa tabel,” jelas mahasiswi yang akrab disapa Meli.
AKO bisa dipakai untuk laki-laki ataupun perempuan dengan usia 18-45 tahun, tapi tidak menuntut kemungkinan di usia yang lebih tua bisa mencobanya. AKO yang berukuran 230cm x 75cm dengan alas bergelombang ini mampu menampung berat badan hingga 200 kg.
Baca Juga: Wabup Pungkasiadi Terima Rombongan Penmas Ubaya
“AKO pernah saya uji coba di Taman Bungkul saat olahraga pagi, kurang lebih 3 jam dan banyak yang mencobanya,” terang Meliyanti sambil tersenyum.
Meliyanti menginginkan AKO bisa menambah minat masyarakat untuk berolahraga di taman kota. Taman kota menjadi perhatian khusus untuk menarik minat masyarakat, pemerintah telah menyediakan street furniture di taman kota Surabaya, sampai saat ini tersedia jalur refleksi, jogging track, dan beberapa alat fitness outdoor.
“30 responden acak kota, satu sampai delapan kali perbulan mereka melakukan olahraga outdoor taman kota Surabaya. Saat ini street furniture yang ada masih minim dan belum banyak berkembang, berbanding terbalik dengan antusias masyarakat untuk mengunjungi taman kota.” tambahnya.
Baca Juga: Mahasiswa Ubaya Ubah Alga Hijau Jadi Listrik
Sementara itu, Dosen pembimbing Meliyanti, Markus Hartono memastikan bahwa karya ini sudah cukup maksimal, karena sudah pernah diuji coba di Taman Bungkul dan dikonsultasikan ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kota Surabaya. “Karya tersebut sudah layak untuk ditempatkan di taman kota, sudah pernah dikonsultasikan juga ke pihak pertamanan kota,” tutur Markus Hartono. (dev/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News