Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (10): Mahasiswa Unesa 'Nyantri' di Pesantren Bureng

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (10): Mahasiswa Unesa KH Mas Abdul Hamid Sya’roni, biasa disapa Abah Hamid, Pengasuh Ponpes Bureng, berpose di depan akses masuk ke pesantren dari Jalan Ketintang. foto: YUDI ARIANTO/ BANGSAONLINE

Sebut saja Muhammad Said Wafi, lelaki kelahiran Gresik 21 tahun lalu ini adalah salah satu dari 60 santri yang mukim (mondok) di pesantren Bureng. Said, sapaan akrab Muhammad Said Wafi memiliki alasan tersendiri mau mendalami ilmu agama di Ponpes Bureng.

“Awalnya memutuskan untuk mondok di Bureng ini karena orang tua menginginkan saya untuk mondok lagi disamping kuliah,” jelas alumni Madrasatul Quran, Tebuireng, Jombang ini.

Informasi tentang Ponpes Bureng ini ia dapat dari mahasiswa Unesa yang bertemu saat pendaftaran, yang kebetulan seorang santri Bureng. Kemudian, diantarlah Said bersama orang tuanya untuk melihat-lihat Ponpes Bureng.

“Sebelumnya, setelah diterima menjadi mahasiswa Unesa, saya juga mencari-cari informasi terkait pesantren sekitar Kampus Unesa,” tandasnya.

Meski jarak dari pesantren menuju kampusnya sekitar 2 km, ia pun tidak keberatan untuk jalan kaki pergi pulang setiap harinya. Ia merasa cocok di Ponpes Bureng karena sudah tiga tahun ini menjadi santri Bureng. Menurutnya lingkungan serta kegiatan-kegiatan yang ada di Ponpes Bureng sudah cocok, sesuai apa yang ia inginkan.

Tujuan kita di sini juga terealisasi, di samping kuliah bisa lancar juga bisa mengaji kitab di pesantren. “Menurut saya mondok di sini (Bureng) merasa nyaman karena tidak mengekang sehingga saya bisa melakukan aktivitas kedua-duanya, baik yang ada di kampus maupun pondok,” urai Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Surabaya ini.

Mahasiswa yang menjadi santri di Ponpes Bureng berasal dari berbagai daerah seperti Jombang, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Lamongan, Bojonegoro dan sebagainya. Selain dari luar kota ada juga yang dari dalam kota Surabaya sendiri.

“Ada salah satu teman organisasinya yang asli Surabaya yang ikut mondok karena sebelumnya tidak ada basic pesantren dan ingin merasakan bagaimana kehidupan di pesantren itu,” pungkas mahasiswa semester 6 ini. (ian/lan/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO