Ketua MPR: Kiai Hasyim Asy'ari Tokoh Penting yang Melahirkan Nasionalisme

Ketua MPR: Kiai Hasyim Asy

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan menilai Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari adalah di antara tokoh terpenting yang melahirkan nasionalisme. Pemikiran dan seruan KH Hasyim Asy'ari tentang nasionalisme, menurut Zulkifli, bahkan menjadi jargon yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pemikiran umat Islam di tanah air.

"Jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman), yang ditegaskan lagi dengan seruan Resolusi Jihad, menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dengan pekikan takbir," ungkap Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini saat menjadi Keynote Speaker pada seminar yang digelar Pusat Kajian Pemikiran KH. M. Hasyim Asy'ari di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (21/10/2017).

Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat

Ia menyebut, Kiai Hasyim adalah orang yang secara formal menyerukan Resolusi Jihad, yang menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dengan pekikan takbir pada waktu itu. "Tanpa jargon yang dilontarkan KH Hasyim Asy'ari tersebut, mungkin kita tidak akan pernah mendengar orasi berapi-api dari Bung Tomo dengan pekikan Allohu Akbar, yang menggelorakan semangat Arek-arek Suroboyo untuk melakukan perlawanan," tegasnya.

Karena jargon tersebut, imbuh Zulkifli, umat Islam di seantero nusantara saat itu memiliki pemahaman yang baru, bahwa berjuang untuk memerdekakan bangsa dari penjajahan juga termasuk dalam kategori jihad dan berstatus hukum fardlu 'ain alias wajib atas setiap muslim.

Dalam jargon itu, tampak sekali bahwa Kiai Hasyim menjadikan Islam sebagai landasan dan spirit bagi konsepsi nasionalisme. "Islam menjadi modal pergerakan yang mampu memobilisasi sangat banyak orang tanpa rasa takut. Dan, hanya ulama sekelas Mbah Hasyim-lah yang memiliki kapasitas untuk melakukan itu," tegasnya.

Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama

Pria kelahiran Lampung ini menegaskan, jika bukan ulama sekelas Kiai Hasyim, jargon tersebut pasti akan dianggap ahistoris dan kurang memiliki landasan serta sumber-sumber otoritatif dalam Islam.

"Namun, karena Kiai Hasyim yang melontarkannya, maka tidak ada yang berani mengatakan demikian. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap bahwa jargon hubbul wathan minal iman tersebut adalah hadits," ulasnya.

Suami dari Soraya ini juga mengagumi artikulasi pemikiran Kiai Hasyim tentang nasionalisme. Bahwa agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama, dan keduanya saling menguatkan.

Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu

Ia menuturkan, gagasan dan langkah Kiai Hasyim juga tercermin dalam langkah putranya, KH Wachid Hasyim saat menjadi anggota BPUPKI dan perumusan Pancasila.

"Dengan segala dinamikanya, Pancasila akhirnya disepakati menjadi landasan falsafah bernegara kita. Siapa pun tidak akan pernah bisa mengingkari bahwa keseluruhan sila Pancasila sangat selaras dengan agama. Terutama dengan agama Islam," tuturnya.

Karena itu, dia menegaskan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa prinsip-prinsip dalam keseluruhan sila Pancasila sesungguhnya adalah perasan dari doktrin dasar Islam yang ditransformasikan ke dalam konsepsi dasar bernegara.

Baca Juga: Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini

Terakhir, dia berharap umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia harus menjadi pelopor kemajuan dan keutuhan NKRI. "Saya berharap, Pusat Kajian ini dapat mempersatukan umat Islam dan menjadi pelopor memersatukan umat Islam yang beragam," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Universitas Hasyim Asy'ari yang juga Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid menuturkan, Pusat Kajian Pemikiran KH. M. Hasyim Asy'ari didirikan untuk menelaah dan mengkaji serta mengaktualisasikan kembali pemikiran-pemikiran KHM Hasyim Asy'ari.

Hadir dalam seminar tersebut, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi, mantan Menteri Agama KH. Tolchah Hasan dan pakar sejarah Ali Haidar.

Baca Juga: Ponpes Tebuireng Siap Gelar Konferwil NU XVIII

Acara tersebut juga diwarnai penandatanganan nota kesepahaman dan kerjasama antara MPR RI dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang untuk mensosialisasikan Empat Pilar. (rom)

Baca Juga: Profil Mochammad Afifuddin yang Ditunjuk Jadi Plt Ketua KPU Gantikan Hasyim Asyari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO