SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih di Pilgub Jawa Timur 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim menfasilitasi dan mempermudah para santri pondok pesantren supaya bisa menggunakan hak pilih tanpa harus pulang ke rumah masing-masing.
Bahkan, asalkan para santri itu sudah terdaftar dalam daftar pemilih online (Sidalih), maka para santri yang ingin menggunakan hak pilih di Pondok Pesantren bisa menghubungi KPU di daerah mereka mondok via email atau telepon untuk segera dibuatkan form A5 (pindah pilih).
Baca Juga: Pilkada 2024 di Sampang, Sortir dan Lipat Surat Suara Dimulai Hari ini
"Para santri tak usah pulang ke rumah masing-masing hanya untuk mengurus pindah pilih. Tapi cukup menghubungi KPU via email atau telepon, nanti bisa dibuatkan pindah pilih oleh KPU setempat," ujar komisioner KPU Jatim, Choirul Anam, Senin (1/1).
Menurut Anam, perlakuan para santri ini sama dengan perlakuan yang diberikan kepada para penghuni Lapas, sepanjang santri tersebut masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan warga Jawa Timur maka KPU akan menfasilitasi sebagai pemilih.
Teknis pindah pilih itu, lanjut mantan komisioner KPU Kota Surabaya sudah ada aturan yang jelas. Namun meskipun sebuah pondok pesantren memiliki santri ribuan tapi tidak mungkin bisa dibuatkan TPS khusus di Pondok Pesantren sebab basis TPS adalah DPT, dan DPT basisnya adalah penduduk lokal sesuai dengan alamat KTP.
Baca Juga: 13 Orang Kecolongan HP saat Nonton Kirab Maskot KPU Jatim
"Makanya para santri yang mengurus pindah pilih nanti akan disebar ke beberapa TPS yang ada di sekitar Pondok Pesantren tempat mereka mondok," beber Anam.
Sayangnya, hingga saat ini KPU Jatim belum memiliki data pasti tingkat partisipasi santri pondok pesantren di Jatim dalam menggunakan hak pilih dalam pemilu baik Pilkada, Pilgub, Pileg maupun Pilpres.
"Tidak bisa diprediksi Mas, sebab kami belum pernah memiliki data soal itu," imbuh Anam.
Baca Juga: Debat Pilgub Jatim, Paslon Khofifah-Emil Paparkan Capaian Kinerja selama Memimpin
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jatim selaku penyelengara pemilu lainnya justru sudah mengajak para santri untuk terlibat aktif dalam pengawasan pemilu melalui gerakan "Santri Mengawasi".
"Di Jatim ini ada sekitar 5.500 pondok pesantren dan jumlah santri mencapai ratusan ribu. Kalau mereka dilibatkan aktif dalam pengawasan, saya yakin pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019 pelaksanaannya akan lebih baik," kata Mohamad Amin Ketua Bawaslu Jatim. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News