Diserang Hama Ulat, Petani Tambak di Desa Pangkahkulon Rugi Ratusan Juta

Diserang Hama Ulat, Petani Tambak di Desa Pangkahkulon Rugi Ratusan Juta Petani membakar ranting tanaman mangrove yang penuh ulat. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan petani tambak di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten , merugi. Sebab, tanaman mangrove di lahan mereka terserang hama ulat.

Akibatnya, kotoran ulat jatuh ke dalam air sehingga membuat warna air menjadi hitam pekat. Untuk meminimalisir ulat ke permukiman, puluhan warga membakar ranting dan daun pohon mangrove yang terkena hama ulat.

Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean

Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan hama ulat yang sudah menyebar sejak dua minggu terakhir. Ulat itu menempel di daun hingga ranting.

Menurut Ainul Humam salah satu petani, dampak adanya hama tersebut, pohon mangrove yang terdapat di areal pertambakan warga menjadi kering dan daunnya rontok.

Tak hanya itu, ekosistem yang berada di area tersebut rusak. Ratusan hektare tambak warga kotor terkena kotoran ulat. Hal itu yang menyebabkan ikan yang dibudidayakan warga mati mendadak.

Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis

"Air tambak jadi kotor, ikannya pada mati dan karena gersang, kepiting tidak ada. Ini karena kotoran ulat bercampur di air tambak," ujar Ainul Humam.

Dia mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah akibat serangan hama ulat tersebut. Dia lantas menyontohkan, dari tiga hektare lahan miliknya yang diisi ikan bandeng, hanya separuh ikan yang masih bisa dipanen.

Baginya, serangan hama ulat ini sangat merugikan petani tambak yang berada di Desa Pangkahkulon. "Rata-rata petambak mengeluh dampak dari adanya ulat ini, air jadi keruh terkena kotoran ulat. Saking banyaknya, hingga air tambak menjadi hitam pekat," paparnya.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar

Terkait hal ini, Kepala Desa Pangkahkulon Ahmad Fauron meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar segera bertindak dengan adanya serangan hama ulat ini. Menurutnya, musibah hama ulat ini baru pertama kali menyerang lahan tambak warga.

Pemerintah Desa Pangkahkulon telah mengirimkan surat kepada pihak terkait soal hama ulat. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan.

"Petani berharap dinas terkait dapat bertindak. Ini musibah, petambak merugi. Ekosistem juga rusak, pohon mangrove ini kalau sudah dimakan ulat pasti akan mati dan bisa jadi areal pertambakan akan longsor terkena abrasi jika mangrove rusak," terangnya.

Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari

Di Desa Pangkahkulon sendiri terdapat ratusan hektar lahan pertambakan yang terkena hama ulat. "Kami sudah mengirimkan surat. Sudah wadul ke UPT Pertanian Kecamatan Ujungpangkah dan Dinas Perikanan, tapi sampai saat ini masih belum ditangani," katanya.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Pertanian Agus Djoko Walujo menjelaskan, bahwa penanganan hama ulat tersebut bukan merupakan tanggungjawabnya. Alasannya, hama ulat tersebut menyebar di areal pertambakan warga, bukan di pekarangan rumah atau di areal pertanian produktif.

"Kalau disemprot pestisida lalu ikan mati bagaimana, kalau ulatnya ada di areal pertanian baru kami tangani," katanya. (hud/rev)

Baca Juga: Terobosan Baru, Kanwil Kemenkumham Jatim Hadirkan Immigration Lounge di Gresik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO