TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Ratusan orang yang berasal dari berbagai elemen masyarakat menggelar doa bersama untuk bangsa melawan terorisme di depan Tugu Pancasila Alun-alun Kabupaten Trenggalek, Rabu (16/5).
Sambil menyalakan lilin, mereka yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI, Polri, organisasi partai politik, organisasi kemasyarakatan, tokoh lintas agama dan organisasi kepemudaan berkumpul di depan Tugu Pancasila.
Baca Juga: 45 Anggota DPRD Trenggalek 2024-2029 Resmi Dilantik, Bupati Ucapkan Selamat dan Apresiasi
Plt Bupati Trenggalek H. Moch Nur Arifin dalam orasinya menceritakan bahwa dulu di Surabaya pada tanggal 10 November 1945, ada pemuda yang bernama Bung Tomo.
"Dia berkata selama banteng banteng Indonesia masih memiliki darah merah, dan bisa membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu bangsa Indonesia tidak akan pernah menyerah kepada siapapun juga," kata Arifin.
Tapi, lanjut Arifin, saat ini masyarakat sedang menghadapi saudara sendiri, saudara sebangsa. Karena itu, ia berpesan supaya masyarakat tidak buru-buru menuduh para pelaku yang meledakkan diri itu. Menurut Arifin, para pelaku bom bunuh diri itu juga korban dari kebiadaban para pengecut yang ingin memecah persatuan bangsa.
Baca Juga: Dinas Kelautan Dan Perikanan Trenggalek Raih Juara Umum LMSI Tingkat Provinsi Jatim
"Mereka (teroris) memanfaatkan saudara-saudara kita yang belajar agama, tetapi dijejali dengan doktrin-doktrin yang salah. Karena itu kita berkumpul di Tugu Pancasila ini untuk menunjukan solidaritas. Kita tidak ingin dipecah belah, karena itu kita dukung polisi dan TNI " tegasnya.
Arifin merasa sedih ketika melihat berbagai komentar pasca terjadinya peristiwa bom di Surabaya. Ketika ada bom muncul berbagai statement yang katanya presidennya yang lemah, serta tudingan DPR RI pengkhianat karena Undang-Undang anti terorisme belum disahkan.
"Bahkan Polri disalahkan, katanya ini settingan dari Polri," ungkapnya.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Bupati Trenggalek Bacakan Pidato Bung Karno saat Upacara
Arifin lantas menegaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia sudah masuk dalam jurang perpecahan yang begitu dalam. Karena itu ia berharap semua harus saling percaya.
"Teror yang sebenarnya adalah, ketika kita saling tidak mempercayai satu sama yang lain. Untuk itu mari satukan langkah teman-teman, mari nyalakan lilin sebagai bentuk solidaritas," pintanya.
Arifin lantas berharap gerakan ini membuat masyarakat, Trenggalek khususnya, semakin kompak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Kita kutuk para pengecut itu yang mencoreng nama agama," cetusnya.
Baca Juga: Tinjau Proyek TMMD, Bupati Arifin: Sangat Membantu Kabupaten Trenggalek
Setelah orasi dilanjutkan doa lintas agama, dimulai dari agama Hindu, Budha, Kristen Katolik dan Islam. Kemudian dilanjutkan dengan menggelar tanda tangan bersama melawan teror yang dibubuhkan dalam sebuah kain putih memanjang tepat di bawah Monumen Pancasila. (man/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News