Tolak Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Komunitas Kretek Gelar Aksi 3 Kota

Tolak Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Komunitas Kretek Gelar Aksi 3 Kota Aktivis Komunitas Kretek menggelar aksi menolak peringatan Hari Tanpa Tembakau di depan KBS. Foto: DIDI R/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah hari yang digagas oleh World Health Organization (WHO). Pada tahun 1988, Majelis Kesehatan Dunia menyerukan kepada seluruh negara anggota dari WHO untuk merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) setiap tanggal 31 Mei. Awal mula tujuannya adalah mengajak orang untuk tidak me pada hari itu.

Namun pada perkembangannya kampanye untuk tidak me dalam satu hari tersebut berubah menjadi dorongan dari WHO untuk membatasi peredaran di dunia. Salah satu caranya adalah mendorong negara-negara anggota WHO untuk membuat berbagai peraturan yang mempersempit ruang gerak dari .

Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen

Di antaranya adalah aturan tentang kawasan tanpa , larangan iklan, promosi dan sponsor . Mendorong kenaikan cukai sampai dengan titik yang tinggi, yang berdampak pada mahalnya harga produk (). Membuat aturan yang mendorong petani untuk menggantikan dengan produk pertanian lain, dan berbagai regulasi lainnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komunitas Kretek, Aditia Purnomo di sela-sela aksi Tribute to Kretek, Senin (28/5) di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jl. Diponegoro. Adit menjelaskan, alasan utama dari berbagai pelarangan tersebut adalah kesehatan. WHO mengklaim bahwa telah membunuh hampir enam juta orang setiap tahun. Di mana lebih dari 600 ribu pe pasif menjadi korban akibat menghirup asap dari para pe aktif. Dan kemudian menyatakan bahwa telah menjadi penyebab utama kematian di dunia.

"Selalu saja kesehatan dijadikan alasan untuk membunuh industri nasional. Padahal, sudah banyak penelitian para pakar kesehatan yang tegas menyatakan bahwa bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit, dari kanker, jantung, bahkan wabah ebola yang pernah membuat geger bangsa Eropa," tegas lelaki kelahiran Tangerang tersebut.

Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT

Menurut Adit, kampanye anti yang dibungkus dalam bentuk kesehatan tersebut ternyata disponsori oleh industri-industri farmasi (asing). Kepentingan mereka adalah menggantikan dengan produk lain pengganti hasil produksi dari industri farmasi. Seperti permen karet dan koyok untuk berhenti me. Atau bahkan juga membuka klinik-klinik berhenti me dan obat-obatnya. Tentu semuanya tidak gratis, yang artinya hal tersebut memberikan keuntungan bagi industri farmasi yang syarat akan kepentingan penguasaan pasar dagang.

Berlandas pada hal tersebut, dalam gelaran Tribute to Kretek kali ini, baik Komunitas Kretek maupun KNPK ingin menegaskan bahwa HTTS adalah gerakan yang dapat merongrong kedaulatan industri hasil .

Koordinator Lapangan Aksi Tribute to Kretek, Jibal Windiaz menyampaikan, rangkaian acara Tribute to Kretek yang melakukan perjalanan ribuan kilo meter, dari Jakarta, Surabaya hingga Jogjakarta pada bulan puasa adalah bentuk tirakatan menolak HTTS dan perlawanan terhadap stigma buruk adalah pembunuh.

Baca Juga: Tolak RPP Kesehatan, Ratusan Petani Tembakau di Pamekasan Tanda Tangani Petisi

Kota kedua yang disinggahi Tribute to Kretek adalah Surabaya. Surabaya adalah salah satu kota yang hidup bersama kretek. Ada satu perusahaan besar, yang sejak lama menjadi penghidupan bagi sebagian masyarakat Surabaya. Mengingat pentingnya dan kretek bagi masyarakat Surabaya, maka keberadaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah penistaan dari hidup dan penghidupan mereka.

"Hampir semua peserta Tribute to Kretek adalah pe dan tetap berpuasa selama perjalanan aksi menolak HTTS di tiga kota. Mereka masih sehat, gembira dan waras bahwa perjuangan yang benar adalah yang menguntungkan negara," pungkas Jibal. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO