SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ratusan Kiai dan Gus dari sejumlah Pondok Pesantren di Malang Raya bersama puluhan ribu bakal larut dalam lantunan doa dan Sholawat bersama di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Acara yang digagas sejumlah organisasi Islam di Kabupaten Malang yang dimotori Pengurus Nahdatul Ulama Kab. Malang, Dewan Masjid, Forum Santri Nasional dan didukung penuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu, akan diselengarakan Sabtu (27/10) malam.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Kegiatan yang bertajuk "Kabupaten Malang Bersholawat Tetap Bersatu untuk NKRI" tersebut ditujukan dalam rangka kecintaan kepada Rasulullah SAW, nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, sekaligus memperingati Hari Santri Nasional serta menjaga persaudaraan dan persatuan dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kegiatan itu akan dipimpin oleh Habib Abdurahman Baraqbah, pimpinan Khodimul Majelis Riyadul Jannah, KH Anwar Iskandar, Syuriah PWNU Jawa Timur, para ulama dari berbagai Pondok Pesantren di Jawa Timur, dan puluhan ribu jamaah, yang terdiri dari santri, warga Nahdliyin dan berbagai majelis ta’lim di Kabupaten Malang.
KH. Mudjib Syadzili Wakil Sektretaris PWNU Jatim, yang juga salah satu panitia menjelaskan bahwa kegiatan itu sebagai komitmen untuk menjaga kerukunan demi keutuhan NKRI.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
"Pengajian sholawat sudah menjadi nafas bagi warga Nadliyin dan santri, sebagai karya nyata NU dalam membangun negeri dengan melakukan gerakan-gerakan penguatan moral, menjunjung tinggi akhlakul karimah," kata Gus Mudjib, Jumat (26/10).
Pada kesempatan tersebut, KH. Maksum Faqih pengasuh pondok Pesantren Langitan Tuban akan mengimbau seluruh masyarakat politik Indonesia untuk tidak emosional dan gampang terprovokasi untuk membenci satu sama lain, dalam tagar 2019 TETAP Bersaudara.
Lebih jauh, kegiatan ini untuk mendoakan keselamatan bangsa, terutama dalam menghadapi segala permasalahan bangsa Indonesia, di antaranya menjaga kebhinekaan dan keutuhan NKRI, dan mendoakan seluruh bangsa, khususnya yang tertimpa musibah bencana di berbagai daerah, serta mengatasi kemiskinan yang masih dirasakan oleh jutaan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Rasakan Manfaat JKN Usai Kecelakaan, Peserta Asal Malang ini Ajak Terapkan Pola Hidup Sehat
Gus Mudjib menambahkan bahwa kiprah NU dalam turut membangun Indonesia tidak hanya pembangunan jasmani, tetapi juga membangun rohani. Dari tiga masalah yang dihadapi bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab bersama, terutama orang-orang NU.
"Kenapa tanggung jawab NU? Karena mayoritas bangsa Indonesia adalah kaum Nahdliyin yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Maka, di sini pentingnya peranan kita sebagai jama’ah dan jam’iyah Nahdlatul Ulama," ucapnya.
Sementara itu, Pimpinan Dewan Masjid KH Imam Sibaweh mengajak umat Islam untuk hadir dalam kegiatan yang dimeriahkan majelis sholawat serta atraksi kembang api.
Baca Juga: Peserta JKN di Malang Rasakan Manfaat Nyata Layanan PANDAWA
"Mari kita bersama-sama berdoa dan bersholawat untuk memohon perlindungan kepada Allah. Agar bangsa Indonesia, semoga senantiasa diberikan ketentraman dan kesejahteraan untuk selalu bersholawat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forsana Gus Thoriq Darwis Bin Ziyad menyatakan bahwa massa yang akan menghadiri acara Kabupaten Malang Bersholawat ini ditaksir mencapai sekitar 40.000 orang.
Hal ini hasil dari sejumlah konfirmasi atas kehadiran para kiai, gus, dan ulama beserta para santrinya dari sejumlah pondok pesantren di Malang Raya dan kota-kota lainnya di Jatim.
Baca Juga: Sapa Pedagang di Pasar Besar Malang, Khofifah Panen Doa untuk Menang di Pilgub Jatim 2024
"Dari data yang masuk panitia, selain dari Malang Raya, juga akan hadir kyai dan gus serta para santri dari Karesidenan Madiun, [Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi, Trenggalek], Karesidenan Kediri, Karesidenan Bojonegoro, Surabaya dan sekitarnya, Madura serta Tapal Kuda," kata Gus Thoriq.
Kegiatan tersebut juga akan dihadiri para pimpinan Pondok Pesantren di luar Malang Raya. Dari Kabupaten Ponorogo antara lain, Gus Hakam Fuadi (Pondok Ngunut), Gus Sahrul munir (Pondok Jenes), Gus Reza dari Pondok Pesantren Darul Hikam, dan Gus Nabil dari Pondok Pesantren Darul Hikam. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News