BLITAR, BANGSAONLINE.com - Jumlah pasien gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar meningkat. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar terhitung sejak Januari hingga September 2019, ada sebanyak 1.189 warga Blitar terdeteksi mengalami gagal ginjal kronis.
Kasi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Muji Astuti mengatakan, mayoritas penderita masih berusia produktif. Bahkan ada yang masih berusia 19 tahun. "Data selama 2019 jumlahnya ada 1.189 kasus baru," ungkap Muji Astuti, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga
Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu. Di mana selama tahun 2018 penderita gagal ginjal kronis kurang dari seribu penderita.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi meningkatnya pasien gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar. Selain pola hidup yang tidak sehat, yang perlu disoroti adalah pola konsumsi obat yang salah. Gagal ginjal terjadi, biasanya akibat terlalu banyak mengonsumsi obat anti nyeri seperti jenis steroid atau kortikosteroid maupun non steroid yang biasanya ada pada racikan obat setelan yang bisa dibeli bebas di pasaran.
Steroid atau kortikosteroid merupakan obat inflamasi untuk mengobati gejala kondisi medis. Biasanya obat ini diresepkan untuk mengatasi peradangan.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, Bupati Blitar Luncurkan Program Inovasi Tali Centing
"Penggunaan obat-obatan yang tidak terkontrol ini bisa menjadi pemicu timbulnya gagal ginjal kronis. Lebih dikenal dengan nama obat setelan yang dijual bebas di pasaran," imbuhnya.
Obat-obatan ini, kerap dikonsumsi masyarakat yang menderita gatal atau nyeri tulang, kerap langsung membelinya di apotek tanpa dosis yang dianjurkan. Padahal para dokter biasanya menganjurkan ada pengurangan dosis secara bertahap. Tujuannya agar tubuh tidak mengalami gangguan akibat penghentian obat yang bersifat tiba-tiba. (ina/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News