MADIUN, BANGSAONLINE.com - Tradisi Larung Sesaji di Waduk Bening Widas Saradan Madiun kembali digelar. Kali ini, acara yang dilaksanakan di penghujung bulan Muharram atau tepatnya 29 Suro, Ahad (29/9), dihadiri oleh Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan bersama Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Chrystriyati Ariniç, dan Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Tumpeng Bogomulyo diarak oleh warga masyarakat di sekitar Waduk Bening dari Gardu Pandang menuju tepi waduk. Arak-arakan juga dimeriahkan oleh ratusan pendekar silat dari berbagai perguruan di Madiun. Acara juga dimeriahkan dengan suguhan Reog dan Tari Dongkrek.
Baca Juga: Peringati HKN 2024, Pemkot Madiun Gelar Jalan Sehat Bareng Warga
Suasana pun tampak ramai dengan hadirnya ribuan pengunjung. Diawali dengan sajian tarian tradisi dan penampilan atraksi pencak silat. Dilanjutkan dengan pembacaan doa serta prosesi pelarungan tumpeng.
(Bupati Madiun Ahmad Dawami didampingi Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Chrystriyati Ariniç bersama Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan memimpin doa agar tumpeng dan larung sesaji itu membawa keberkahan bagi masyarakat Madiun)
Baca Juga: Pj Wali Kota Madiun Berharap Peran Aktif Satlinmas dalam Pilkada 2024
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini yang dilarung adalah tumpeng ikan raksasa seberat 200 kilogram. Namun itu bukanlah ikan sesungguhnya, melainkan pelet atau pakan ikan yang dibentuk menyerupai ikan.
Tumpeng ikan itu ditandu oleh sepuluh orang menuju tepi waduk, dan kemudian dilarung ke tengah menggunakan rakit batang pisang. "Tidak ada (tumpeng makanan), hanya pakan ikan. Semua tahu jenisnya di sini ikan mujair nila. Moga-moga ikannya sehat, masyarakat senang, waduk bersih, Madiun jaya, Indonesia kuat. Beratnya (tumpeng ikan) 200 kg," jelas Raymond.
Usai pelarungan, dilanjutkan prosesi penanaman pohon di bantaran waduk. Sementara di depan panggung hiburan, dua tumpeng raksasa berisikan ikan nila mujair setinggi 1,5 meter dan bawang merah langsung diserbu dan menjadi rebutan oleh masyarakat.
Baca Juga: Pencurian di Pasar Sindon, BUMDes Sidomulyo Terkesan Acuh
Sedangkan 10 tumpeng nasi putih dan kuning yang disiapkan menjadi juga menjadi santapan warga yang hadir di lokasi. Bupati Madiun juga memimpin doa agar tumpeng dan larung sesaji itu membawa keberkahan bagi masyarakat Madiun.
"Alam jangan hanya diambil manfaatnya saja. Tumpeng Bogomulyo ini adalah sebagai bentuk rasa syukur mau menjaga alam, waduk, sumber mata air, dan pohon yang disebut dengan ekosistem," jelas Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing tersebut.
Direktur Kebudayaan Chrystriyati Arini menambahkan, acara Larung Sesaji merupakan bentuk upaya melestarikan budaya hubungan manusia dengan manusia bertemu. "Larung Sesaji ini kegiatan langka. Menghidupkan kembali ekosistem kebudayaan dan semoga tumbuh juga di daerah lain yang kemudian kita bisa bangga dengan budaya kita sendiri," tuturnya. (mid)
Baca Juga: Selama Uji Coba, Operasional KA BIAS Tuai Respons Positif Masyarakat di Daop 7
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News