SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersilaturahim ke Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo, Jumat (18/10). Di pesantren asuhan KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), Hasto mengucapkan terima kasih kepada para kiai dan santri atas doa serta dukungan kepada Joko Widodo dan KH Maruf Amin.
“Basis pendukung Pak Jokowi dan KH Maruf Amin adalah kaum Nasionalis-Soekarnois, dan Nahdliyin. Maka kami ingin berterima kasih kepada kaum Nahdliyin yang bergotong royong bersama nasionalis-Soekarnois menjaga Indonesia Raya yang berbhinneka ini,” ujar Hasto kepada Gus Ali dan ratusan santri.
Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029
“Mari kita doakan pelantikan Pak Jokowi dan Kiai Maruf 20 Oktober nanti berjalan lancar, sekaligus keberkahan dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan,” terang Hasto.
(Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto bersama pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo, Agoes Ali Masyhuri)
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Hadir dalam acara itu KH Agoes Ali Masyhuri, Ketua PDIP Jatim Kusnadi, Sekretaris PDIP Jatim Sri Untari, Ketua PDIP Sidoarjo Sumi Harsono, Direktur Pendidikan Bumi Sholawat Muhdlor Ali.
Hasto mengatakan, melalui kiprah serta pemikiran Presiden pertama Ir Sukarno dan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari, ditunjukkan kepada seluruh rakyat bahwa Indonesia dibangun dengan pondasi yang kokoh dari kaum nasionalis dan religius.
“Kaum nasionalis dan religius adalah satu keping mata uang, tidak akan terpisahkan,” cetus Hasto.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Hasto juga menekankan pentingnya prinsip ketuhanan dan kemanusiaan dalam kehidupan keseharian, termasuk dalam kepemimpinan.
“Maka kita melihat kepemimpinan Ibu Risma di Surabaya yang menata kota, memastikan seluruh anak miskin memperoleh pendidikan yang berkualitas. Itulah prinsip kemanusiaan dalam kepemimpinan yang dipandu oleh nilai-nilai ketuhanan,” ujar Hasto.
Hasto juga mengaku kagum dengan kiprah KH Agoes Ali Masyhuri yang berdedikasi tinggi dalam memajukan pendidikan umat serta menjadi panutan dalam menjaga Indonesia Raya.
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
“KH Agoes Ali Masyhuri bukan hanya sosok alim bijaksana, tapi di dalam dirinya juga ada jiwa patriotik yang menyala-nyala mengobarkan semangat kebangsaan, semangat Indonesia Raya,” urai Hasto.
Dengan faktor historis kerja sama nasionalis dan nahdliyin dalam mewarnai perjalanan republik ini, lanjut Hasto, ke depan bangunan kolaborasi itu harus diperkuat. “PDI Perjuangan akan terus bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dalam segala aspek, penguatan ekonomi umat, pemerintahan, sosial, dan sebagainya demi kemajuan Indonesia Raya,” ujar Hasto.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Ponpes Bumi Shalawat Muhdlor Ali mengatakan, tidak ada kemenduaan antara menjadi santri dan menjadi nasionalis.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
“Karena para santri sejak awal sudah dididik untuk mencintai republik ini, dididik dalam bingkai kebangsaan bahwa hubbul wathon minal, mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman,” ujar Gus Muhdlor, sapaan akrabnya.
Gus Muhdlor mencontohkan bagaimana ketika Indonesia yang masih berusia muda dirongrong pemberontakan DI/TII, kaum santri menunjukkan komitmen nasionalismenya dengan menolak terlibat dalam pemberontakan itu. Bahkan, NU memberi gelar kepada Bung Karno sebagai waliyyul amri dharuri bi as-syaukah (kepala negara bidang kenegaraan dan keagamaan).
“Kaum santri termasuk di daerah seperti Sidoarjo ini akan terus bertekad untuk menjaga keindonesiaan bersama kawan-kawan nasionalis-Soekarnois,” pungkas Gus Muhdlor. (cat)
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News