Terbukti, Gus Dur Ramal Ahok Jadi Gubernur, Sutarman Kapolri

Terbukti, Gus Dur Ramal Ahok Jadi Gubernur, Sutarman Kapolri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Foto: kompas

BangsaOnline-Kemampuan supranatural KH Abdurrahman Wahid () memang luar biasa. Karena itu mudah dipahami jika warga NU banyak meyakini sebagai waliyullah (kekasih Allah SWT). Buktinya, banyak sekali yang menjadi kenyataan.

Salah satu contoh pernah bilang bahwa DPR kayak anak TK. Kini publik menyadari bahwa ungkapan itu terbukti. Bahkan DPR kini dianggap seperti play group. Yang menarik, juga meramal beberapa tokoh yang bakal menjabat jabatan puncak baik di pemerintahan maupun di organisasi keagamaan. Siapa saja?

Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan

AHOK

Usai mengikuti acara di Istana Negara, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Iman Nahrawi tiba-tiba membelokkan mobil dinasnya dan mampir ke kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (). Kepada wartawan, Imam mengaku kedatangannya hanya untuk bersilaturahmi.

Tadi saya rapat di Istana bersama seluruh kementerian dan pemerintah daerah, kemudian karena Istana dekat dengan Balai Kota, saya mampir ke sini. Karena sejak beliau dilantik, saya belum mengucapkan selamat, kecuali waktu di Istana pas pelantikan," aku Imam di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/12).

Pada kesempatan itu, Imam mengungkapkan rahasia yang tidak banyak diketahui khalayak ramai. Menurutnya, naiknya menjadi gubernur sudah diprediksi mantan Presiden Abdurrahman Wahid ().

"Sebagai sahabat dan orang yang disebut , waktu itu bakal jadi Gubernur DKI, saya tentu harus mengucapkan selamat. Karena sebelum beliau jadi Gubernur, sudah pernah bilang, Pak akan jadi Gubernur. Nah ini cita-cita kesampaian," beber dia.

Mendengar itu, yang berdiri di sebelah Imam nampak tersipu malu. Dia pun terharu mendengarnya.

"Jadi cita-cita bener-bener kesampean ya. Teman-teman yang bantu nyalonin aku dulu nih pada kesampean cita-citanya," sahut sembari tersenyum.

SUTARMAN

Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang

Suatu pagi pada 2005 media cetak nasional memberitakan perihal mutasi perwira tinggi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, sesuatu yang normal dan rutin terjadi sebagai bentuk penyegaran dan proses regenerasi.

Salah satu perwira yang mendapat promosi adalah mantan ajudan ketika menjadi presiden, Kombes Pol Sutarman yang naik pangkat menjadi Brigjend Pol dan menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau.

Karena secara langsung pernah berinteraksi dengan , berita tersebut juga dibacakan di hadapan . Kebetulan, yang menemani pagi itu Nuruddin Hidayat, salah seorang santri . Seperti dikutip dari situs www.nu.or.id, Nuruddin berdialok dengan .

Nuruddin: "Pak, Pak Tarman dilantik jadi Kapolda Kepri, naik pangkatnya jadi bintang satu."

: "Oya, sebelumnya dia tugas dimana?"

Nuruddin: "Di Polda Jatim Pak, terakhir sih Kapolwil Surabaya, nek mboten klentu (kalau tidak keliru),"

Nuruddin: "Pak Tarman niku (ini) ajudan sangking (dari) polisi yang terakhir ngih (ya) Pak?"

: "Ya, Sutarman gantiin Pak Halba."

Nuruddin: "Pak Tarman niku priyantun pundi (asalnya dari mana) Pak?"

: "Pak Tarman iku wong (orang) daerah sekitar Solo situ, tepatnya dimana, saya ngak tahu."

Sejenak terdiam beberapa orang yang mengobrol bersamanya juga terdiam, menunggu mungkin ada satu hal penting yang diucapkan oleh .

Lalu,

: "Pak Tarman itu orang desa biasa bukan dari kalangan orang kaya, tapi mengko bakale dadi Kapolri (Pak Tarman itu orang biasa dari desa bukan anaknya orang kaya, tapi nanti dia akan jadi Kapolri)"

Nuruddin: "Onggaten toh Pak (oh, begitu ya)"

Tak cuma pejabat di pemerintahan saja, ternyata juga pernah meramal para pejabat di lingkungan PBNU. Bahkan, pernah meramal KH Said Agil Siraj bakal jadi Ketua PBNU. Ramalan itu pun kini benar adanya.

Cerita bermula ketika pagi-pagi olah raga dengan diiringi para pengawal, saat itu posisinya sudah sebagai mantan presiden. Lalu ia mampir ke rumah Kang Said, yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari kediamannya.

Pada pagi yang cerah itu, seperti ditulis NU online, minta disediakan air putih dan sarapan roti tawar, juga meminta Kang Said, panggilan Said Aqil Siraj untuk membacakan kitab Ihya Ulumuddin, bab sabar dan tawakkal. Baru membaca dua baris, ternyata sudah tertidur sehingga ia menghentikan sementara membaca kitab tasawwuf karangan Imam Ghozali ini.

Lima menit kemudian bangun dan langsung berujar, "Sampean (kamu) jadi ketua umum PBNU sesudah umur 55 tahun."

Ucapan itu terbukti benar, Kang Said terpilih menjadi ketua umum PBNU pada muktamar NU ke-32 yang berlangsung di Makassar Maret, 2010 lalu pada usia 56 tahun. Kiai Said dilahirkan di Cirebon, 03 Juli 1953.

Pada muktamar NU ke-30 di pesantren Lirboyo Kediri tahun 1999, Kang Said, saat itu usianya masih 46 tahun, juga pernah dicalonkan sebagai ketua umum PBNU berhadapan dengan KH Hasyim Muzadi. Saat itu ia sudah dikenal luas dan menjadi tokoh nasional, sementara Kiai Hasyim menjadi ketua PWNU Jatim, Kiai Hasyim yang terpilih. Tampaknya waktu belum berfihak kepadanya.

Sumber: merdeka.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO