Landmark Garling Mungil Telan Dana CSR Rp 800 Juta Lebih

Landmark Garling Mungil Telan Dana CSR Rp 800 Juta Lebih Maket Garling di pulau jalan perempatan Jl.Pahlawan, Gresik. foto: ist.

GRESIK,BANGSAONLINE.com - Publik Kabupaten Gresik kembali dibuat ngelus dada atas sikap Pemkab yang rajin membangun landmark (tetenger) dengan gelontoran dana corporate social responsibity (CSR) yang seharusnya diperuntukkan kepentingan rakyat.

Kali ini, masyarakat dihebohkan dengan bangunan Landmark Gardu Suling (Garling) berukuran mungil (kecil) yang menhabiskan anggaran mencapai Rp 800 juta lebih.

Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan

Asisten II Sekda Gresik, Ida Laiatussa'diyah membenarkan kalau bangunan Landmark Garling bantuan dari PT. PJB menelan anggaran dari CSR Rp 800 juta lebih.

"Biaya pembangunan Garling Rp 800 juta itu estimasi perhitungan dari PJB tahun 2017. Kalau sekarang 2020 perhitungan bisa lebih tinggi dari itu," ujar Ida kepada BANGSAONLINE.com, Senin (17/2).

Ida mengungkapkan, estimasi membengkaknya pembiayaan Garling di atas Rp 800 juta karena biaya pengadaan speaker yang mahal.

Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai

Sebab, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto meminta agar frekuensinya suara dari speaker bisa terdengar hingga radius 3 km. "Biaya speaker itu nanti salah satu item yang menyebabkan biaya Garling naik," ungkapnya.

Selain bangunan Garling, tambah Ida, meminta kepada PJB agar ada tambahan pembuatan taman di sejumlah pulau jalan di sekitar Garling agar serasi. "Sejauh ini, belum ada jawaban," terangnya.

Sebelumnya, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan General Manager PJB Gresik Ompang Rezki Hasibuan menandatangani kesepahaman bersama untuk memulai pembangunan Landmark Garling pada 12 Agustus 2019.

Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak

Bupati didampingi Wabup Moh. Qosim serta dan beberapa Kepala OPD dan Asisten di lingkup . Sedangkan dari GM PJB didampingi oleh Manajer Keuangan dan Administrasi Eko Setyawan, Manajer Enginering dan QA Lalu Bramantias, serta Manajer Logistik Andik Eko Setyanto.

Pada kesempatan itu, bupati mengatakan bahwa Landmark Garling dibangun sebagai upaya untuk mengembalikan yang pernah ada di Gresik zaman dahulu.

"Dulu Garling itu berdiri di pertigaan Jalan Raden Santri, HOS Cokroaminoto, dan Jalan Basuki Rahmat (tepat di depan kantor PLN), Gresik. Harapan saya, agar suara sirene ini setidaknya bisa didengar di dua kecamatan yaitu Gresik dan Kebomas," katanya.

Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024

Sementara Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Edy Santoso menilai, pembiayaan pembangunan Landmark Garling dan sejumlah landmark lain terlalu fantastis. "Biaya-biayanya menurut saya sangat mahal, dan terlalu fantastis, tak sesuai realita di lapangan," katanya.

Untuk itu, Edy mengaku sangat setuju dengan desakan sejumlah elemen masyarakat kalau pembiayaan sejumlah landarmark itu diaudit. "Memang harus diaudit itu, biar bisa diketahui ada markup, penyimpangan anggaran atau tidak," pungkas Ketua Fraksi Demokrat DPRD Gresik ini. (hud/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO