Meninggal di Jakarta, Warga Blitar Dimakamkan dengan Protokol Penanganan Jenazah Pasien Corona

Meninggal di Jakarta, Warga Blitar Dimakamkan dengan Protokol Penanganan Jenazah Pasien Corona Petugas Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar bersiap di sekitar rumah duka.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Meninggal dunia di Jakarta, rencananya warga Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar akan dimakamkan sesuai protokol pemakaman pasien Corona. Setibanya di Blitar, jenazah tidak akan disemayamkan di rumah duka, namun akan langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat.

Petugas yang membawa jenazah ke tempat pemakaman pun, dibekali dengan pakaian khusus atau paling tidak alat pelindung diri (APD) lengkap.

Jenazah diberangkatkan dari Jakarta Minggu 29 Maret sekitar pukul 08.00 WIB. Jenazah diperkirakan akan tiba di Blitar sekitar pukul 23.00 WIB.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, berdasarakan informasi yang diterima, warga tersebut meninggal dunia diduga karena Covid- 19.

"Diduga yang bersangkutan meninggal karena positif Covid-19. Untuk itu, anggota tim gugus langsung ke TKP untuk memastikan berita tersebut. Dan mengambil langkah-langkah sesuai protokoler. Namun, kami garis bawahi ini masih dugaan, belum ada pernyataan resmi yang menyebut warga tersebut positif Covid-19," ungkap Krisna.

Kata dia, jenazah dibawa pulang ke Blitar dengan mobil jenazah. Serta didampingi oleh 8 orang temannya.

Pihaknya telah melakukan koordinasi lintas sektor untuk memastikan ketika masuk wilayah Blitar, mobil dalam kondisi steril, sehingga akan dilakukan penyemprotan disinfektan di perbatasan. Sementara delapan orang yang turut mengantar jenazah dari Jakarta kembali ke Blitar, akan langsung diisolasi selama 14 hari.

"Sebelum masuk di perbatasan masuk Kabupaten Blitar, mobil akan disemprot disinfektan," imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa asal korban, Tugas Nanggolo Yudho mengatakan, warganya tersebut merupakan lelaki berusia 50 tahun. Pihak desa mendapat kabar warganya meninggal Minggu (29/3) pagi.

Dari informasi yang diterima, yang bersangkutan mengalami gejala klinis demam, batuk, sesak napas, dan sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Tugas juga mendapat cerita dari saksi yang mengantarkan pasien ke rumah sakit, jika pihak rumah sakit di Jakarta tidak memandikan jenazah dan langsung membungkusnya ke dalam plastik. Setelah itu dimasukkan ke dalam peti kayu.

Begitu mendengar kabar tersebut, pihak desa langsung lapor ke Kecamatan dan Kepolisian.

"Jadi warga desa sini ada sembilan orang menjadi buruh bangunan di Jakarta. Beberapa hari lalu, istri-istri mereka meminta izin kepada saya kalau suami mereka mau pulang. Tapi saya cegah, sampai Corona benar-benar bersih dari Indonesia. Setelah itu malah tadi pagi saya dikabari salah satu dari mereka meninggal dan jenazah sudah dalam perjalanan kesini," kata Tugas.