PASURUAN, BANGSAONLINE.com - H Muzammil Syafi'i, Anggota DPRD Jawa Timur angkat bicara terkait kondisi ekonomi masyarakat jika Indonesia menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Ia berharap, lockdown tidak sampai diberlakukan karena dampaknya sangat mengancam ekonomi masyarakat.
Sebab menurutnya, penerapan social distancing dan physical distancing saja dampaknya sudah sangat luar biasa. "Covid-19 ini sudah berjalan dua minggu, dan ini sangat mengancam sumber ekonomi masyarakat. Saya tidak bisa membayangkan, kalau social distancing ini bertahan hingga 25 Mei, Wallahua'lam," tandas politikus NasDem tersebut kepada HARIAN BANGSA di sela-sela mebagikan sembako kepada warga di Perum Karya Bakti, Gadingrejo, Kota Pasuruan, Ahad (29/3).
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Karena itu, ia mendesak kepada Pemerintah Pusat segera menganggarkan bantuan kepada masyarakat langsung, selama masa social distancing. "Selain itu, pemerintah juga harus menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya, dan segera mencairkan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk mendukung kekuatan ekonomi masyarakat," katanya.
"Terus terang dengan kondisi ekonomi masyarakat bawah, untuk sekarang sangat memprihatinkan," katanya seraya mencontohkan betapa antusiasnya warga saat ia membagi-bagikan sembako gratis.
"Tadi kita saksikan bersama, gimana perhatian masyarakat saat kami membagikan sedikit sembako. Mereka antusias menerima dan berebutan," ungkappnya.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
Dia juga berharap kepada pemerintah untuk segera menyalurkan Dana Desa (DD) atau ADD untuk membantu kebutuhan ekonomi masyarakat. "Di samping itu juga pemerintah harus banyak menampung tenaga kerja, yang awalnya padat modal, sekarang padat karya," tambahnya.
Namun, ia juga berharap masyarakat sadar, bahwa anggaran yang dimiliki pemerintah terbatas. "Sementara masyarakat yang harus disumbang jumlahnya sangat banyak," pungkasnya. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News