Anton mengabadikan proses pemakaman pria berinisial MK, warga Dusun Krajan 2, Desa Wunguan, Kecamatan Kencong. Ia berbicara seolah-olah menjadi reporter televisi dengan merekam kegiatan pemakaman dan menyebut bahwa MK meninggal karena Corona.
JEMBER, BANGSAONLINE.com - Seorang oknum Guru SMK PGRI 05 bernama Anton Budiono asal Kecamatan Kencong terancam dilaporkan polisi setelah menyebarkan info hoax melalui video yang diunggah ke youtube, Senin (27/4/2020) malam.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Dalam video berdurasi 3 menit 35 detik itu, Anton mengabadikan proses pemakaman pria berinisial MK, warga Dusun Krajan 2, Desa Wunguan, Kecamatan Kencong. Ia berbicara seolah-olah menjadi reporter televisi dengan merekam kegiatan pemakaman dan menyebut bahwa MK meninggal karena Corona.
Mengetahui hal itu, anak pertama MK, yakni Bati Ningtias berencana akan melaporkan ke polisi atas tindakan yang diduga penyebaran info hoax yang dilakukan oleh oknum guru itu.
"Bapak saya bukan meninggal karena Corona. Bapak saya meninggalnya itu karena sakit lambung selama 8 hari," kata Bati saat dikonfirmasi wartawan lewat ponselnya, Selasa (28/4/2020).
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Diakui oleh Bati, bapaknya itu memang bekerja di Surabaya berdagang nasi. "Tapi saya tidak terima jika dibilang meninggal Corona. Apalagi ada komunitasnya itu. Saya akan tuntut secara hukum penyebar hoax itu," tegasnya.
Bati mengaku kecewa karena informasi dari mana yang mengatakan jika bapaknya meninggal karena mengidap penyakit akibat virus Covid-19.
"Karena jelas diucapkan dalam video itu, dibilang positif Corona dan titelnya PDP. Padahal tidak benar. Memang pemakaman ada petugas menggunakan APD, tapi itu karena situasi saat ini, jadi mengikuti aturan itu," ulasnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Sementara itu saat akan dikonfirmasi ke pria penyebar info hoax itu, Anton Budiono memberikan klarifikasi lewat pesan WhatsApp-nya. Ia mengakui kesalahannya dan ingin menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
Anton juga mengakui bahwa dirinya yang melakukan perekaman proses pemakaman. "Yang membuat saya," ucapnya lewat WhatsApp.
Pria ini juga membenarkan sempat mengunggahnya ke kanal youtube. "Tapi, sampun (sudah) dihapus," balasnya lagi.
Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember
Mengenai justifikasi olehnya, bahwa MK berstatus PDP, Anton menolak menyebut asal sumber informasi yang ia kutip. "Saya mau menyelesaikan masalah (dengan keluarga MK) ini dulu. Ngapunten (mohon maaf)," pungkasnya.
Perlu diketahui, dalam video yang diunggah pada kanal youtube itu, videonya tampil dengan diawali latar pembuka sebuah logo bertuliskan KAK (Komunitas Arek Kencong) memuat proses pemakaman almarhum MK di TPU Kali Sadar Timur. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News