SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menggelar Rakor (Rapat Koordinasi) bertajuk Analisa dan Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya bersama jajaran kepolisian dan TNI.
Rapat koordinasi itu dihadiri Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya di Graha Sawunggaling Lantai 6, Gedung Pemkot Surabaya, Jumat (22/5/2020).
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Acara yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu, membahas terkait berbagai upaya dalam pencegahan penyebaran Covid-19 beserta evaluasi PSBB yang tengah diterapkan di Kota Pahlawan.
Terkait meningkatnya angka Covid-19 yang signifikan kemarin, Risma mengaku hal itu lantaran Pemkot Surabaya masif menggelar rapid test. Dari 311 orang yang positif, 48 adalah Orang Dengan Risiko (ODR).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
"Namun yang ingin saya sampaikan, kenaikan ini karena kita masif melakukan rapid test dan kemudian kalau reaktif ditindaklanjuti oleh swab test. Mungkin bapak ibu sekalian kaget," paparnya.
Risma, juga menjelaskan berbagai upayanya dalam memutus pandemi Covid-19. Salah satu yang saat ini tengah gencar dilakukan adalah rapid test dan swab test massal di sejumlah wilayah. Terutama, daerah yang terdapat warga yang menjadi penular Covid-19.
"Kenapa kemudian kami bisa memantau siapa saja yang terkonfirmasi, karena setelah kami membuat klaster, kemudian kami menghubungkan dengan data kependudukan. Misalnya yang ada di daerah Rungkut," jelasnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Berbagai upaya lain dalam penanganan Covid-19, juga dipaparkan oleh Risma. Di antaranya, membuat rumah sakit darurat, yakni Asrama Haji Sukolilo yang disulap menjadi ruang isolasi dan perawatan pasien. Sebab, beberapa rumah sakit tidak menerima pasien anak-anak, sehingga diputuskan untuk diisolasi di tempat tersebut.
"Jadi satu keluarga dimasukkan ke sana. Mengingat rumah sakit tidak dapat menampung anak-anak. Kita juga kasih mainan," ungkapnya.
Presiden UCLG Aspac ini pun memaparkan, pihaknya juga menggandeng RS Husada Utama untuk penambahan ruang isolasi perawatan pasien. Makanya, ruang pertemuan di rumah sakit itu diubah menjadi tempat perawatan dengan kapasitas 200 tempat tidur. "Jadi pasien yang positif bisa kami langsung rawat di sana," paparnya.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Tidak hanya persoalan kesehatan saja, namun dampak sosial ekonomi juga menjadi perhatian yang segera diselesaikan. Itulah sebabnya, pihaknya terus memantau data yang ada di RT/RW dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
"Ada orang yang mau bicara kalau mereka tidak mampu. Ada juga yang hanya diam saja karena belum ter-cover bantuan dari kami," lanjut dia.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini pun menegaskan, hingga saat ini sebanyak 17 kawasan perbatasan terus dilakukan pemantauan setiap hari. Meskipun ini berat, namun tidak menjadi permasalahan. "Saya matur nuwun (terima kasih) kemarin dibantu Bapak Kapolda menyelesaikan permasalahan di perbatasan," tuturnya.
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Dalam waktu dekat, Risma beserta jajarannya akan membuat Kampung Tangguh sesuai arahan dari Kapolda Jatim, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran. Ia memastikan, nantinya kampung tersebut dapat berfungsi untuk menyerap aspirasi masyarakat yang dikelola langsung oleh perwakilan masyarakat atau LPMK. "Nanti saya akan koordinasi dengan camat se-Surabaya," jelasnya.
Tak lupa, Risma juga berterima kasih atas dukungan dari semua pihak dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 selama ini. Menurutnya, situasi di lapangan tidak semudah yang dibayangkan oleh masyarakat. Oleh sebab itu, berbagai dukungan yang mengalir itu akan membantu wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menghadapi pandemi global ini.
"Dengan support ini, saya percaya kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan tepat. Sering kali kita lakukan negosiasi atau upaya persuasif saat meminta mereka (warga yang terkonfirmasi) untuk ke rumah sakit," pungkasnya.
Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah
Dalam kesempatan itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran menambahkan, untuk mengatasi pandemi di Kota Surabaya, pihaknya bersama jajaran TNI mendukung penuh upaya pemerintah. Namun demikian, ia berharap masyarakat bisa meningkatkan kedisiplinan. Baginya, disiplin adalah vaksin Covid-19.
"Inilah cara kami untuk mendukung Bu Risma, kuncinya adalah disiplin. Mari kita sosialisasikan secara masif melalui kanal sosmed (social media) masing-masing. Disiplin adalah vaksin corona," kata Kapolda. (ian/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News