KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengumumkan adanya tambahan 11 pasien Covid-19 di Kota Kediri yang sembuh, setelah dirawat di RSUD Gambiran dan RS Kilisuci, rumah sakit khusus penanganan Covid-19. Kesembuhan pasien ini menjadi harapan untuk Kota Kediri agar menjadi zona hijau.
“Kabar gembira ini saya sampaikan agar masyarakat tetap waspada dan kita bersama-sama menjadikan Kota Kediri menjadi zona hijau,” kata Wali Kota Kediri, Sabtu (27/6). Harapan tersebut didukung oleh angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Kediri. Tingkat kesembuhan pasien mencapai 56 persen per tanggal (27/6).
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Salah satu pasien sembuh tersebut berasal dari Desa Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Perempuan ini sebut saja Kasih (62 tahun), merupakan klaster dari pabrik rokok Tulungagung. Ia merupakan pasien OTG (Orang Tanpa Gejala).
“Saya dibawa ke Puskesmas Ngletih bersama 5 teman saya. Selama 3 minggu, saya dirawat di Puskesmas Ngletih,” kata Kasih, Sabtu (27/06).
Harusnya Kasih bisa mengisolasi diri di rumah. Namun, karena rumahnya tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi diri, maka Pemkot Kediri memberikan ruang inap di Puskesmas Ngletih sambil menunggu pemeriksaan selanjutnya. Setelah dari Puskesmas Ngletih, Kasih dipindahkan ke RS Kilisuci. Sehari di RS Kilisuci, ia dipindahkan ke RSUD Gambiran.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
Selama dua minggu, Kasih dirawat di RSUD Gambiran dengan keluhan tenggorokan sakit. Selama 2 minggu dirawat di RS Gambiran, ternyata cucu Kasih, seorang anak SMP Kelas 8 pun positif dengan tanpa gejala (OTG). Akhirnya cucu Kasih dirawat di RS Kilisuci. Setelah dua minggu di RSUD Gambiran, Kasih dinyatakan negatif terhadap Covid-19 dan akhirnya pulang ke rumah.
Hingga berita ini ditulis, Kasih sudah 2 minggu di rumah dan sudah sehat. Meski begitu, kondisinya tetap dipantau oleh tim medis. Menurut pengakuannya, ia masih rutih mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. “Dua minggu sekali saya cek kesehatan di RSUD Gambiran,” ujar Kasih.
Di sisi lain, masyarakat Tempurejo bisa menerima kembali pasien yang sudah sembuh, tanpa ada stigma negatif. “Masyarakat sekitar tidak masalah dengan keberadaan pasien, karena tahu memang sudah sembuh,” kata Moch. Ali Faizin, Ketua RT 11/RW 04, tempat Kasih tinggal. Meski Kasih belum berinteraksi dan masih tinggal di rumah sejak ia dinyatakan sembuh.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Bukti masyarakat menerima, mereka tetap beraktivitas seperti biasa di sekitar rumah Kasih, termasuk mengambil bansos di e-Warong yang letaknya hanya 15 meter dari rumah Kasih. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News