SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya mendatangi Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak untuk menjenguk korban pencabulan beberapa waktu lalu. Empat orang korban ini masih di bawah umur yang berusia 5, 7, 8, dan 10 tahun.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan ia akan terus melakukan pendampingan dengan mendatangkan psikolog untuk menangani trauma kepada para korban tersebut. Jika psikolog dinilai belum bisa memulihkan trauma korban, maka ia ada mendatangkan psikiater untuk melakukan pendampingan.
Baca Juga: Siswi SMK di Gubeng Surabaya Grebek Oknum Guru yang Ajak Check-In Rekannya
“Supaya anak-anak tidak trauma dan lekas sembuh, kita panggilkan psikolog. Dan jika belum bisa, nanti juga perlu psikiater,” kata Risma seusai menemui Korban, Sabtu (11/7).
Selain itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini akan memberikan intervensi kepada salah satu korban yang tidak sekolah untuk dibantu pendidikannya. Menurutnya, beberapa korban tersebut juga tidak memiliki akta kelahiran yang nantinya akan dibantu diselesaikan oleh Pemkot Surabaya.
“Nanti kita bantu uruskan aktanya. Karena ada dari mereka yang ditinggalkan oleh orang tuanya,” ucapnya.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Tidak hanya itu, nantinya, anak yang tidak memiliki orangtua tersebut akan tinggal di selter milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk dirawat dan di sekolahkan. “Ada yang sudah meninggal orang tuanya mungkin nanti bisa tinggal di sana,” tegasnya.
Seusai mendatangi Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, tanpa menunggu lama, Risma langsung melihat TKP di Makam Mbah Ratu Jalan Demak Surabaya. Sesampainya di lokasi, ia langsung bekerja bakti dan memberi instruksi kepada dinas terkait untuk menebang pohon-pohon, membersihkan area pemakaman dan membuang barang-barang yang tidak terpakai.
Di kesempatan itu, Plt Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin mengungkapkan, selain kerja bakti ini untuk membersihkan area makam, Anna menegaskan wilayah sekitar ini juga harus dihindarkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
“Supaya kejadian-kejadian kemarin tidak terulang lagi, Kami menebang pohon dan membuang barang-barang yang tidak digunakan,” kata Anna.
Bahkan ia menegaskan nantinya petugas pemakaman juga akan diminta untuk memantau area makam setiap harinya. Oleh karena itu, Anna juga membagi sebelas petugas makam yang ada di tempat tersebut dibagi per blok untuk masing-masing petugas mengawasi wilayah per blok. “Jadi, petugas makam tidak hanya menggali makam saja, tapi memantau keamanan juga termasuk kebersihannya,” lanjut Risma.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum menjelaskan, saat ini ia tengah melakukan pendalaman terkait korban-korban lainnya. Berdasarkan pemantauan, pelaku tidak hanya melakukan kegiatan tersebut di tahun 2020 saja, tetapi di tahun 2019 pun juga.
Baca Juga: Bejat! Cabuli 5 Siswi, Pembina Pramuka SD di Sukomanunggal Ditangkap Polisi
“Dan korban yang ada ini kan yang berani melaporkan ya. Berani menceritakan kepada orangtuanya masih 4 anak. Dan kemungkinan masih banyak lagi korban-korban yang lainnya. Kita masih dalam proses pendalaman dan juga kerja sama dengan Pemkot,” pungkasnya. (ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News