JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Di tengah pandemi Covid-19, industri tape ketan hijau dari Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang mulai bangkit.
Saat ini, desa tersebut dikukuhkan sebagai Sentra Industri Tape Ketan Hijau. Bahkan, produk tersebut sudah bisa masuk ke minimarket-minimarket di Kabupaten Jombang.
Baca Juga: Hasil Operasi 2024 Polres Jombang, Ribuan Botol Miras Berbagai Merk Dimusnahkan
Launching Sentra Industri Tape Ketan Hijau ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Jombang, Mundjidah Wahab. Acara tersebut juga diikuti oleh Anggota Komisi B DPRD Jatim Ahmad Athoillah, Pimpinan Cabang PT Indomarco Prismatama Lukman Suroko, dan sejumlah forpimcam.
Kepala Desa Kedawong, Anton Kaharuddin mengatakan, industri tape ketan hijau ini sudah ada sejak dahulu. Bahkan, bukan hanya di Desa Kedawong saja, melainkan di tempat lain juga ada.
“Alhamdulillah, sejak Senin kemarin tape ketan hijau sudah masuk ke Indomaret. Mudah-mudahan, UMKM di desa ini bisa bangkit di tengah pandemi,” ucapnya, Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: Dorong Perekonomian, Disperkim Jombang Bangun Jalan Penghubung Antar Desa
Anton berharap, dengan bantuan masuk ke pasar modern ini, dapat meningkatkan omzet para pelaku UMKM di desanya. Serta, para pelaku UMKM sentra tape ketan hijau juga berkomitmen untuk menjaga kualitas produk.
“Karena masuk ke pasar modern ini, kami minta para pelaku industri tape ketan hijau juga berkomitmen menjaga kualitas produk, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lainnya,” imbuhnya.
Hal senada diutarakan Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Ahmad Athoillah. Dirinya juga mengapresiasi langkah dari pihak PT Indomarco terhadap UMKM tape ketan hijau. Menurutnya, dengan demikian produk-produk hasil UMKM bisa dipasarkan dan dinikmati masyarakat. Namun ia meminta agar produk UMKM ini tidak diletakkan di belakang atau di tengah saja.
Baca Juga: Atasi Banjir Sejak 17 Tahun, Pemkab Jombang Normalisasi Sungai di Desa Sidokerto
“Kalau bisa di depan dan diberi tulisan bahwa ini adalah produk UMKM Jombang. Dengan begitu juga menambah kebanggaan bagi pelaku UMKM,” tuturnya.
Masih menurut pria yang akrab disapa Mas Atho’ ini, Pemprov Jatim telah menyediakan program Dana Bergulir untuk UMKM dan pelaku usaha lainnya sebesar 450 miliar rupiah untuk tahun 2020 ini. Dengan program ini, diharapkan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM.
“Di Jatim 54 persen adalah pelaku usaha UMKM. Di masa pandemi ini UMKM bisa menjadi ketahanan ekonomi nasional,” tukasnya.
Baca Juga: Pemkab Jombang Bakal Tindak Tegas ASN yang Lakukan Perbuatan Indisipliner
Sementara itu, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab juga mengatakan, Pemkab Jombang mendorong UMKM dan pelaku usaha kecil lainnya untuk bangkit di masa pendemi ini. Oleh karena itu, masing-masing desa harus memiliki inovasi-inovasi sebagai desa mandiri.
“Ke depan tidak hanya tape ketan hijau saja tapi juga produk-produk UMKM lainnya yang masuk Indomaret,” tuturnya.
Baca Juga: Viral Nominal Parkir Ngawur Jombang Fest, Panitia Minta Berlakukan Tarif Sesuai Ketentuan
Para pelaku UMKM, lanjut bupati, dapat mengakses program Dana Bergulir dari Pemprov Jatim sebesar 450 miliar rupiah tersebut. Dengan demikian tidak bergantung kepada rentenir dalam akses permodalan.
“Tadi dari sambutan Komisi B DPRD Jatim, bisa diakses permodalan bagi UMKM, biar nanti tidak mengandalkan rentenir yang bunganya memberatkan,” jelasnya.
Pemkab Jombang juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur untuk melakukan pendampingan. Dengan demikian, inovasi-inovasi masing desa dapat cepat dan tepat.
Baca Juga: Disdikbud Sosialisasikan Potensi Daerah di Jombang Carnival Gelaran Jombang Fest 2024
“Pendampingan ini melakukan pemetaan potensi serta langkah-langkah yang harus diambil agar inovasi desa bisa cepat dan tepat,” pungkas Mundjidah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News