Digitalisasi Majukan UMKM

Digitalisasi Majukan UMKM Fiki Satari, Stafsus Menteri Koperasi UKM bersama Gabriel Frans, Co-Founder dan CEO Credibook (Pemenang I Pahlawan Digital UMKM 2020) dan Putri Tanjung, Penggagas Pahlawan Digital UMKM berdiskusi dalam dialog produktif bertema Pahlawan Digital Pendukung UMKM di Jakarta, Rabu 11 November 2020.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pengalaman pada berbagai krisis ekonomi mengajarkan Indonesia bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah () berperan sebagai tulang punggung dan penyangga yang menyelamatkan Indonesia dari berbagai masalah ekonomi. Sisi yang kini banyak disorot untuk mendukung , utamanya di masa pandemi COVID-19 adalah percepatan transformasi digital. Salah satu program yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) adalah mengajak inovator muda untuk mendukung digitalisasi lewat program Pahlawan Digital .

“Awalnya, dalam situasi serba sulit seperti ini banyak yang mampu bertahan, bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. Namun baru 10-11 juta yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama, saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu untuk go digital,” ujar Putri Tanjung, Penggagas Pahlawan Digital .

Baca Juga: Ramai Pengunjung, Kepo Market Sukses Gelar Bazar UMKM

Inovasi dan layanan digital yang dihadirkan para Pahlawan Digital ini, memang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan lokal yang ada di lapangan. Berdasarkan data BPS per September 2020, kondisi yang dihadapi memang cukup menantang.

“Bahwa 45% pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi seperti ini. Data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap di Indonesia, 88% usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan,” ujar Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM.

Kemenkop UKM sendiri memiliki strategi pengembangan digitalisasi dalam 4 tahap. Pertama adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mempersiapkan pelaku usaha agar kapasitasnya bisa meningkat. Kedua adalah mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program. Ketiga adalah perluasan akses pasar yang salah satunya juga Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), agar pelaku bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah. Keempat adalah mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku .

Baca Juga: Forum Komunikasi Koperasi Wanita Sidoarjo Deklarasi Siap Menangkan Paslon SAE

“Pahlawan lokal pelaku ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi Usaha Mikro dan Kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya,” terang Fiki Satari.

Tantangan di Indonesia memang cukup beragam, dan perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5%. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut. “ juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15%,” tambah Fiki Satari.

Salah satu inovator Pahlawan Digital adalah Credibook, layanan digital yang bergerak di bidang pencatatan keuangan. “Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (hutang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha . Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan. Kita juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu menambah pembiayaan modalnya,” terang Gabriel Frans, Co-Founder dan CEO Credibook.

Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya

Lebih lanjut lagi, Gabriel melihat potensi Indonesia sangat besar sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh. Sementara digitalisasi masih sedikit pelakunya.

“Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan, ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton, tapi berpartisipasi untuk digitalisasi ,” terang Gabriel Frans.

Dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google dan Temasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi ekonomi hingga 2025 nanti mencapai hampir Rp2.000 Triliun. Melihat potensi sebesar itu, maka pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapai titik optimal.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Uji Coba Program Makan Bergizi di SMA dan SMK Gema 45 Surabaya

“Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut,” tutup Gabriel Frans.

Sumber: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO