KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Datangnya pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 silam, ternyata merubah segalanya, termasuk usaha yang dijalankan Yudi Santoso. Pria ini semula memproduksi pakaian renang. Kebetulan anaknya juga sebagai atlet renang.
Saat pandemi Covid-19 merebak, seluruh kegiatan yang mengumpulkan banyak orang dihentikan, termasuk event olah raga. Hal tersebut berimbas pada menurunnya omzet penjualan pakaian renang, karena Yudi berjualan paling laris saat ada kompetisi renang.
Baca Juga: Pemkot Kediri Undang Chef Profesional, Warga Ikuti Pelatihan Bakery Gratis
"Sekarang hampir tidak ada yang membeli pakaian renang. Selain tidak ada kejuaraan, semua fasilitas renang juga ditutup," kata Yudi kepada wartawan, Sabtu (26/12).
Dengan kondisi seperti ini, akhirnya warga Desa Darungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini berpikir keras usaha apa yang seharusnya digeluti. Kemudian Yudi banting setir dengan membuat produk pertanian, yaitu Coopers (Cocopeat Press). Yaitu sebuah media tanam berbahan sabut kelapa untuk menyemaikan benih tanaman.
Untuk mengenalkan produknya, dia mengikutkan Coopers pada Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diadakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri. Tak disangka, Yudi berhasil meraih Juara II.
Baca Juga: Petrokimia Gersik Luncurkan Program Kampung Makmur Komoditas Nanas di Kabupaten Kediri
Media tanam berupa cocopeat press ini sangat memudahkan para petani menyemaikan bibit tanaman, karena tak perlu susah-susah membuat lahan untuk pembenihan. Yudi juga melihat peluang usaha pada sektor pertanian yang tidak terlalu terpengaruh pandemi.
"Tak perlu ribet dalam menanam, sangat praktis. Tinggal memasukkan benih ke lubang, kemudian dijaga kelembapannya sampai keluar tunasnya. Selain mempercepat persemaian, juga mampu memangkas biaya produksi petani saat persemaian benih," terang Yudi sambil mempraktikkan.
Menurut Yudi, menyemai benih menggunakan cocopeat press sangat ramah lingkungan, lantaran tidak meninggalkan limbah residu sedikit pun karena mudah diuraikan tanah. "Rekomendasi tanaman yang cocok adalah timun, semangka, melon, brokoli, tomat, karena tergolong tanaman usia semai pendek," tambah Yudi.
Baca Juga: Diskusi Bareng Petani, Bupati Kediri Petakan Potensi Pertanian Jagung
Yang menjadi kendala selama produksi adalah alat yang digunakan untuk mengepres masih sangat sederhana dan manual, yaitu menggunakan dongkrak mobil. Akibatnya, ia tidak bisa memproduksi dengan cepat meski sudah dibantu oleh 2 orang tenaga kerja. Dalam seminggu, Yudi hanya mampu membuat 50 bal coopers.
Yudi menjual coopers dengan harga 70 ribu rupiah per bal, dengan jumlah sebanyak 20 ribu lubang semai. Untuk mengatasi musim hujan seperti sekarang ini, ia pun membuat oven pengering, namun kapasitasnya masih 2 bal.
"Coopers ini saya titipkan di kios-kios pertanian di Kediri dan sekitar, yaitu Blitar, Tulungagung, dan Nganjuk. Alhamdulillah respons konsumen sangat bagus," jelasnya.
Baca Juga: Program DITO Mulai Tunjukkan Hasil, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Naik
Kabupaten Kediri, lanjut Yudi, memiliki potensi sentra tanaman hortikultura. Ini yang menjadi targetnya. Kabupaten Kediri juga punya Pasar Induk Pare, yang menjadi sentra jual beli produk hortikultura.
"Kita juga punya pabrik-pabrik benih yang cukup besar dan kita hadir sebagai persemaiannya saja untuk menopang itu semua," pungkas Yudi. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News