Komisi B Selidiki Kelangkaan Kedelai di Jatim

Komisi B Selidiki Kelangkaan Kedelai di Jatim Mahdi, S.E., S.H., Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kelangkaan di Jawa Timur membuat resah masyarakat. Pasalnya, menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe yang selama ini menjadi sumber asupan protein masyarakat yang murah meriah. Praktis, saat ini tahu tempe seolah hilang di pasaran.

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari wakil rakyat di DPRD Jawa Timur. Bahkan, Pimpinan Komisi B, Mahdi akan menyelidiki kelangkaan di Jawa Timur. Karena itu, pihaknya akan menggali informasi dari dinas terkait, maupun petani untuk mencari sumber masalahnya.

Baca Juga: Antisipasi Era Digitalisasi, Ketua Komisi A DPRD Jatim Dorong Kegiatan Produktif

"Kami akan selidiki kelangkaan ini. Apakah karena faktor cuaca sehingga panen gagal, atau karena ada permainan, sehingga hilang di pasaran. Karena itu, kami akan panggil dinas terkait," tegas Politikus PPP yang akrab disapa Habib Mahdi itu, Rabu (6/1/2021).

Wakil Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) DPRD Jatim ini menyebut, dinas terkait yang akan dipanggil adalah dinas pertanian dan ketahanan pangan, serta dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag). Kedua dinas itu adalah mitra kerja Komisi B.

Mahdi melanjutkan, informasi dari dinas pertanian dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat produksi petani . Sedangkan disperindag informasinya dibutuhkan terkait tata niaga , termasuk pasokan impor.

Baca Juga: Perubahan Nomenklatur BPR Jatim, Adhy Karyono: Optimalkan Peran untuk Tingkatkan Ekonomi

"Dengan menggali informasi dari dua dinas terkait itu, saya kira permasalahannya bisa kita ketahui. Dengan begitu solusi terbaik bisa didapat," imbuh anggota DPRD Jatim 3 periode itu.

Anggota dewan asal daerah pemilihan Pasuruan dan Probolinggo ini mewanti-wanti agar kelangkaan tidak menjadi alasan untuk membuka keran impor atau menambah kuota impor . Menurutnya, itu solusi instan tapi merugikan petani.

Menurut Mahdi, dengan bertambahnya pasokan impor, tentu petani yang dirugikan karena harga lokal menjadi anjlok. Dia berharap tidak perlu ada opsi impor untuk mengatasi kelangkaan .

Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah

"Kasihan petani kalau sampai impor dilakukan. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini," pungkas Mahdi. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO