SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Salah satu UMKM supplier PT Astra Honda Motor (AHM), UD KS Pro yang bergabung dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang menjual produk manufaktur untuk kebutuhan otomotif, masih terus bertahan hingga sekarang.
"Meski sebelumnya omzet sempat turun 25 persen. Alhamdulillah, sekarang balik 100 persen lagi," ucap Kasiadi, Owner UD KS Pro dalam acara kunjungan virtual yang digelar YDBA, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal
Menurutnya, seorang pelaku usaha harus bisa melihat situasi. Sejak pandemi, cara penjualan Kasiadi pun berubah. Dia lebih mengandalkan reseller. Bahkan, saat ini sudah memiliki 15 reseller yang tersebar di seluruh wilayah.
Pria yang membangun usahanya di wilayah Waru ini menegaskan jika tiap reseller dalam sehari menjual sekitar 30 item. Paling sedikit 5-8 item, dan itu sangat membantu Kasiadi. "Mereka juga melakukan penjualan melalui online dan itu sangat membantu. Masih banyak kok pembeli dari online. Jadi jangan khawatir kalau mau buka usaha," ujarnya.
Selain mengubah pola penjualan, dia juga menambah varian produk. Jika dahulu awalnya hanya menjual komponen otomotif seperti setang setir, standar pijakan kaki depan, dan komponen lainnya. Kini, dia juga membuat koper mesin pengairan, keranjang lipat, dan produk lainnya yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan tren di masa pandemi ini. "Jadi kita harus mempelajari konsumen, supaya produk yang kita hasilkan laku terjual," tandasnya.
Baca Juga: Gandeng Disperindag Jatim, Ketum Muslimat NU Khofifah Gelar Pasar Murah untuk Warga Wonocolo
Selain dua upaya itu, dia juga melakukan apa yang bisa dilakukan. Dalam artian, tidak hanya diam menunggu konsumen tetapi lebih proaktif menjemput konsumen.
(Ajang virtual bersama PT Borneo Iban Jaya Perkasa)
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Puluhan Pedagang Kecil Dilarang Berjualan di Sekitar Stadion GBT
Hal senada juga dilakukan oleh Mashudi, Owner PT Borneo Iban Jaya Perkasa. Upaya inovasi juga dilakukan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang telah bergabung dengan YDBA tersebut, sehingga tidak mengalami penurunan omzet. Jika sebelumnya Owner UD KS Pro Kasiadi lebih memfokuskan pada reseller, Mashudi lebih fokus pada pemanfaatan pembelian bahan yang lebih murah.
Di masa pandemi banyak bahan yang harganya naik. Dia menyiasati dengan mencari bahan atau material terjangkau supaya tetap memenuhi kebutuhan konsumen. Langkah kedua dan ketiga yang dilakukan sama, yakni membaca tren konsumen dan melakukan apa yang bisa dikerjakan.
"Di masa pandemi ini, saya menambah produk yang saya jual. Jadi ada bracket tv, kebutuhan dapur seperti gagang panci, dan lainnya. Sehingga ketika item produk yang biasanya laris terjual dan saat pandemi menurun, bisa tergantikan dengan produk lain. Konsumen kami juga, selalu bermunculan bergantian," kata pria yang memulai usahanya sejak 2007 silam itu.
Baca Juga: Gus Lilur Motivasi Pelaku UMKM agar Naik Kelas
Sementara itu, Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala menambahkan, peran YDBA ini tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga tata kewirausahaan. "Kami juga memfasilitasi kolaborasi antar-UMKM. Misalnya tadi, produk manufaktur untuk pertanian bisa berkolaborasi dengan UMKM lainnya yang bergerak di bidang pertanian. Jadi saling berkolaborasi," ungkapnya dalam ajang virtual bertemakan Industri Manufaktur Tetap Eksis di Tengah Pandemi.
Dia menjelaskan bahwa YDBA juga memasukkan produk UMKM binaannya pada marketplace, tidak hanya di Indonesia tetapi se-ASEAN. "Kami berharap bisa sampai Eropa," pungkasnya. (diy/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News