Tunda Menstruasi dan ​Hindari Risiko Kanker Payudara, Ini Tips Olahraga Ringan di Rumah

Tunda Menstruasi dan ​Hindari Risiko Kanker Payudara, Ini Tips Olahraga Ringan di Rumah Foto: ist

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Di masa pandemi ini, sebetulnya tidak ada alasan untuk tak ber. Tetap bugar di rumah dengan cara ber bisa dijalani. Kumalasari (Mala) Kartini, Ketua Bidang Gaya Hidup dan Olahraga Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyampaikan beberapa nya.

"Olahraga di rumah bisa dengan cara bergabung di kelas-kelas daring yoga, senam, atau bisa mengikuti gerakan video tutorial yang sederhana di Youtube," kata Mala dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANGSAONLINE.com, Minggu (21/2/2021).

Baca Juga: 5 Tips Menggunakan AC agar Hemat dan Awet

Mala, yang juga aktif mengikuti marathon dan triathlon hingga ke luar negeri ini menambahkan, luar ruang bisa dilakukan, misalnya di halaman rumah jika memadai.

"Mengingat perlu mengurangi interaksi dengan orang lain, bisa dilakukan secara individu. Terapkan protokol kesehatan, sambil menghirup udara segar bisa melakukan jalan atau lari pagi dan sore hari," terang Mala.

Tahapan yang tak boleh dilupakan adalah melakukan pemanasan sebelum inti dan pendinginan setelah untuk mengurangi risiko cidera fisik jangka pendek maupun jangka panjang.

Baca Juga: Segudang Manfaat Konsumsi Biji Buah Delima, Salah Satunya Bikin Awet Muda

Mala memberikan masukan lagi, andaikata seperti jalan kaki atau lari sulit dilakukan, "Lakukan gerakan lari di tempat, squat jump, sit up & push up masing-masing 30 detik, lakukan 3 hingga 4 set. Ini pun bisa menjaga kita tetap sehat," tutup Mala.

Sebab berdasarkan penelitian, dan aktivitas fisik pada anak perempuan misalnya akan membawa pengaruh positif. Anak-anak perempuan yang ber rutin akan mengalami penundaan pertama atau menarche. Ini dapat menurunkan risiko terkena payudara saat mereka dewasa.

Untuk mengurangi risiko payudara, Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) yang ideal bagi perempuan adalah 20-25 kg per m2. Jika di atas itu, artinya perempuan dengan kelebihan berat badan lebih berisiko terkena payudara. Di sinilah pentingnya melakukan pengaturan makan dan ber yang baik agar berat badan ideal tercapai.

Baca Juga: Persiapan Apoteker Hadapi Tantangan dan Peluang Obat Digital di Era Globalisasi

Karena itu, adanya pandangan bahwa payudara hanya disebabkan faktor keturunan membuat kaum perempuan pasrah, berserah pada nasib adalah pendapat yang salah. Padahal, faktor genetik hanya menyumbang 10%. Ada beberapa faktor lain yang justru menentukan. Faktor-faktor ini dalam kendali, artinya bisa diupayakan dan dikontrol.

Menurut dr. Farida Briani, Sp. B(K) Onk dan kawan-kawan dalam buku 'Cerdas Menghadapi Kanker Payudara' (Sinergi Publishing, 2017), risiko payudara pada seseorang dapat ditekan dengan gaya hidup seperti rajin ber

Dengan dan menjaga berat badan serta mengatur pola makan, risiko seseorang menderita payudara bisa diturunkan. Contohnya melakukan berintensitas sedang selama minimal 30 menit per hari, 5 kali per minggu. (tim)

Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO