SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri serah terima jabatan (Sertijab) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya di Gedung DPRD Kota Surabaya, Senin (1/3). Sertijab Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya merupakan agenda pertama sertijab yang dihadiri Gubernur Jatim dari 17 agenda Sertijab Wali Kota/Bupati terpilih hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2020.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.35-368 Tahun 2021 tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020 di Kabupaten dan Kota pada Provinsi Jawa Timur, dilaksanakan Sertijab dari Pelaksana Harian (Plh.) Wali Kota Surabaya Ir. Hendro Gunawan, M.A. kepada Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi, S.T., M.T. dan Wakil Wali Kota Surabaya Ir. Armudji.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menekankan agar Kota Surabaya tetap menjadi barometer kebangkitan ekonomi di Jawa Timur di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi, S.T., M.T. dan Wakil Wali Kota Surabaya Ir. Armudji.
Pasalnya, PDRB Kota Surabaya menyumbang 24,11 % terhadap PDRB Jawa Timur. Oleh sebab itu dirinya meminta agar apa yang telah dicapai Kota Surabaya untuk tetap dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi.
"Ini menjadi bagian yang penting, ini tidak boleh ada pelemasan atau pelemahan akibat pandemi Covid-19 yang telah berjalan setahun, jadi semua harus pada proses percepatan untuk membangun kebangkitan ekonomi di Jawa Timur, terutama episentrumnya, yang menjadi sentra ini adalah Surabaya," kata Gubernur Khofifah saat ditemui usai menghadiri Rapat Paripurna Sertijab Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya di Gedung DPRD Kota Surabaya, Jl. Walikota Mustajab No. Surabaya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Gubernur Khofifah juga berpesan agar sinergitas dan kolaborasi terus ditingkatkan antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dirinya menyebut bahwa 77 proyek strategis dari Program Strategis Nasional yang dituangkan dalam Perpres 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur sebagian besar sentranya berada di Surabaya.
"Oleh karena itu, ini yang juga kami pesankan supaya ada sinergitas pasca pandemi covid ini, jadi sekarang sesungguhnya preconditioning-nya sudah bisa dilakukan karena provincial office dari PSN tersebut ada di Bappeda Provinsi Jawa Timur," pesannya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Gubernur Khofifah juga menginisiasi terbentuknya sister city antara Kota Surabaya dan Kabupaten Sampang. Menurut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini, hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ketimpangan IPM Kota Surabaya yang mencapai angka 82, tertinggi di Jawa Timur dengan IPM Kabupaten Sampang dengan angka 62, terendah di Jawa Timur.
"Saya ingin mengajak semacam Sister City, ada SDM-SDM dari Surabaya yang akan men-support percepatan penguatan IPM di Sampang," tuturnya.
Gubernur Khofifah juga mengharapkan ada upaya percepatan dan intervensi detail yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya terkait Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa salah satu PR dari Pemerintah Kota Surabaya adalah menurunkan AKI dan AKB di Kota Surabaya yang masih tinggi karena berada di posisi 5 besar.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
"Menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Surabaya ini memang harus dilakukan intervensi secara detail dan mungkin dengan sinergitas yang lebih komprehensif saya rasa insyaallah kalau sinergitas itu terus dilakukan bisa memberikan penurunan secara lebih signifikan terhadap angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Surabaya," terangnya.
Pada Rapat Paripurna DPRD Kota Surabaya dengan Agenda Sertijab Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih, Khofifah juga menyampaikan pesan proklamator RI Soekarno bahwa saat ini Indonesia berada pada periode mental invesment.
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa mental investment menurut Bung Karno dalam arti luas menyangkut investmen of human skill, material investment dan mental investment. Namun dari ketiga investment, mental investment merupakan yang paling penting.
Oleh sebab itu, Gubernur Khofifah mengajak kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya untuk mampu berupaya keras bersama-sama membangun mental investment dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Surabaya dan di Jawa Timur.
Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan pesan Presiden RI Joko Widodo agar mainset kerja harus diubah dari kerja ordinary ke kerja extraordinary.
Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah
Etos kerja yang tidak biasa yang mampu dengan kerja cepat, detail, dan tepat akan dapat mewujudkan pelayanan terbaik bagi masyarakat akan merubah citra masyarakat terhadap pemerintah dan birokrasi. Sehingga harapannya dalam masyarakat juga timbul feedback yang baik dan tumbuh mental investment di masyarakat.
"Hal tersebut dapat dilakukan dengan membentuk etos kerja di lingkungan pemerintahan baik Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan kerja cepat, detail seperti apa yang telah disampaikan Pak Presiden dan saya tambah satu lagi kerja tepat," pugkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News