Wakil Sekretaris IKA PMII Jatim: ​PMII Harus Jadi Mitra Kritis-Strategis Pemerintah

Wakil Sekretaris IKA PMII Jatim: ​PMII Harus Jadi Mitra Kritis-Strategis Pemerintah H. Muslih Hasyim Sufy, S. Ag., M.B.A., Wakil Sekretaris IKA PMII Jatim. (foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau saat ini tengah berkongres yang dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Publik masih menunggu siapa sosok yang kelak menjadi nahkoda berikutnya.

Wakil Sekretaris IKA Jatim Muslih Hasyim Sufy berharap siapa pun yang kelak terpilih menjadi Ketua Umum PB bisa membawa lebih baik. Dia berharap bisa menjadi mitra kritis-strategis bagi pemerintah. Menurutnya, paradigma aktivis mahasiswa di era 80-90'an yang menjaga jarak dengan pemerintah harus diubah.

Baca Juga: NasDem Sidoarjo Salurkan 4.369 Beasiswa PIP Jalur Aspirasi

"Idealisme itu bukan berarti menjaga jarak atau bahkan harus selalu berseberangan dengan pemerintah. Ke depan, harus jadi mitra kritis-strategis pemerintah," tegas Mantan Ketua Korcab Jatim itu, Senin (22/3/2021).

Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini menilai, dengan menjadi mitra kritis-strategis pemerintah, bisa menjembatani program-program pro rakyat. Terlebih banyak alumni yang saat ini ada di pemerintahan dan memegang jabatan strategis.

Mantan Sekretaris KNPI Jatim ini mengatakan, tak hanya punya kewajiban menyuarakan aspirasi rakyat. Tapi yang terpenting mengawal kepentingan itu hingga diterima dan dieksekusi oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin

"Saya kira tidak haram dekat dengan pemerintah, yang penting idealisme sebagai identitas aktivis mahasiswa tidak boleh luntur. Saat pemerintah salah, harus diingatkan dengan lisan. Kalau tidak didengar, baru diingatkan dengan aksi," ujar Alumnus Uinsa Surabaya tersebut.

Direktur Utama PT Bumi Sumber Makmur ini mengingatkan agar mulai melakukan penataan kader. Menurut Muslih, saat ini kader lebih banyak yang berminat menjadi politikus, selain juga dosen. Sementara untuk entrepreneur dan birokrat masih sangat kurang.

Dia mencontohkan, meskipun Gubernur Khofifah Alumnus , tapi untuk level eselon II Pemprov Jatim saat ini hanya ada dua kader . Fakta ini menjadi parameter minimnya kader di birokrasi. Padahal birokrasi juga medan pengabdian kepada bangsa dan negara.

Baca Juga: Gelar Halal Bihalal, PMII Sidoarjo Berharap Ada Kader yang Ikut Running di Pilkada

"Saya kira masih banyak lini dan ruang pengabdian yang harus diisi oleh kader , salah satunya birokrasi atau ASN. Ke depan perlu lebih banyak lagi kader yang menjadi birokrat," pungkas Muslih. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO