Silaturahim, Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri dan Amanatul Umah Mojokerto Saling Rendah Hati

Silaturahim, Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri dan Amanatul Umah Mojokerto Saling Rendah Hati Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim dan KH. Kafabih Mahrus Ali di ruang tamu di Guest House Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Selasa (4/5/2021) malam. foto: mma/ bangsaonline.com

“Mereka kita ajari bahasa Indonesia. Hanya tiga bulan mereka sudah bisa berbahasa Indonesia,” tutur yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan.

Dua kiai kharismatik itu kemudian juga menyinggung tentang situasi umat Islam dan Wahabi, serta sedikit tentang kondisi NU.

Tak lama kemudian Kiai Kafabih pamit. Namun mencegah. “Dahar riyin (makan dulu),” ajak lalu beranjak ke ruang tengah. Kiai Kafabih dan rombongan kecil itu pun makan malam bersama .

Lalu apa komentar tentang Kiai Kafabih? “Beliau alim dan pintar baca kitab,” tegas putra KH. Abdul Chalim Luwimunding, salah satu ulama yang ikut mendirikan NU dan dikenal teman akrab KH. Abdul Wahab Hasbullah itu.

“Kalau di Lirboyo, siapa yang alim, saya tahu,” tambah .

Kiai Kafabih bahkan bukan hanya pintar dan alim. Cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH. Abdul Karim itu juga sufistik. Pengamal ilmu tasawuf.

Maka mudah dipahami jika putra pasangan KH Mahrus Ali-Nyai Zainab nomor 12 dari 14 bersaudara yang lahir 2 September 1960 itu selalu tampil bersahaya dan empatik serta menghargai semua orang. 

Kiai Mahrus Ali adalah menantu KIai Abdul karim dan dikenal sebagai tokoh besar NU. Kiai Mahrus Ali juga dikenal jago silat dan pernah menjadi Rais Syuriah PWNU Jatim dan Mustayar PBNU. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO