BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Tim Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan (Mektan) Institut Teknologi Surabaya (ITS) hari ini mulai melakukan pengeboran untuk mengambil sampel tanah di tengah Sungai Bengawan Solo, tepatnya di lokasi pembangunan jembatan penghubung wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo.
Pengambilan tanah hingga kedalaman 44 meter itu untuk mengetahui kontur tanah serta kerasnya tanah bawah, tepatnya di tiap-tiap titik tiang pancang dan abutment jembatan yang menyambungkan Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban atau disebut Ka-Re.
Baca Juga: Alumni ITS Sumenep Gelar Baksos dan Tasyakuran
Namun di sisi lain, di sekitar pengerjaan pembangunan jembatan dengan anggaran mencapai Rp88 miliar itu terdapat dua penambang pasir yang lokasinya sangat dekat. Penambang itu, pada Selasa (18/5/2021) siang kemarin, masih melakukan pengerukan pasir dari dasar sungai, persisnya di kanan kiri titik pembangunan jembatan (Desa Semambung dan Desa Ngadirejo).
Menanggapi penambang pasir yang masih beraktivitas itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bojonegoro Arif Nanang akan melakukan pengecekan ke lapangan guna menindak tegas para penambang pasir yang disinyalir bisa membahayakan struktur tanah di sekitar jembatan.
"Biar dicek teman-teman (Satpol PP kecamatan)," ujar Kasatpol PP Kabupaten Bojongeoro Arif Nanang, Rabu (19/5/2021).
Baca Juga: Satu Dari Dua Pelaku Curanmor di 6 TKP Dilumpuhkan Polsek Sukolilo Surabaya
Sebagai penegak peraturan daerah, Satpol PP wajib melakukan pengawasan serta penindakan apabila terdapat pelanggaran, khususnya penambangan pasir di Sungai Bengawan Solo, terutama di titik-titik rawan seperti di dekat pemukiman dan jembatan.
Sementara itu, menurut Harno, salah satu Tim Teknis Lab Mektan ITS, masih adanya aktivitas penambangan pasir di dekat titik pembangunan Jembatan Ka-Re saat ini tidak mengganggu pengambilan sampel tanah yang dilakukan. Namun secara teknis, kata dia, ke depannya bisa mengancam konstruksi bangunan jembatan.
"Ya, karena otomatis tanah di dekat lokasi jembatan akan berkurang dengan diambilnya pasir oleh penambang. Tapi itu bukan ranah kami untuk menyampaikan. Tugas kami sebatas melakukan uji lab tanah saja," ujarnya.
Baca Juga: Didampingi Kadisdik, Pj Gubernur Jatim Serahkan Penghargaan Milenial Entrepreneur Awards 2024 di ITS
Gambaran pembangunan Jembatan Ka-Re terdiri dari struktur bawah jembatan (abutment dan pilar jembatan), struktur atas jembatan, serta finishing (pemasangan rangka baja jembatan). Jembatan yang ditarget selesai Desember 2021 ini desainnya sederhana berbentuk horizontal lurus dengan tiang vertikal sebagai tiang pancang.
Panjang Jembatan Ka-Re ini mencapai 210 meter dengan lebar jalur kendaraan tujuh meter dan 2x1 meter untuk trotoarnya. Jembatan Ka-Re akan dibangun dengan lima bentang menggunakan rangka baja tipe A. Panjang bentang pertama 20 meter, panjang bentang kedua 55 meter, panjang bentang ketiga 60 meter, panjang bentang keempat 55 meter, dan panjang bentang kelima 20 meter. (nur/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News