KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Keterbatasan APBN dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang ditetapkan dalam RPJMD kerap kali menjadi permasalahan pemerintah daerah, seperti di Kota Kediri.
Berdasarkan data yang dihimpun Bappeda Kota Kediri, pada tahun 2020 tercatat bahwa anggaran belanja Pemkot Kediri senilai Rp. 1.4 Triliun.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Minta PTPS Jaga Integritas dan Profesionalitas dalam Pengawasan Pilkada 2024
Dari data ini diperoleh bahwa dana alokasi umum (DAU) mendominasi hampir setengah dari sisi pendapatan APBD di Kota Kediri. Namun pada data tercatat, DAU Kota Kediri memiliki kecenderungan menurun.
Menurut data dari Bappeda Kota Kediri di tahun 2015 DAU Kota Kediri sebanyak Rp. 634 miliar, turun di tahun 2016 menjadi Rp. 617 miliar, tahun 2017 menjadi Rp. 614 miliar, tahun 2018 menjadi Rp. 606 miliar, tahun 2019 menjadi Rp. 637 miliar dengan catatan penambahan dana kelurahan, dan pada tahun 2020 turun menjadi Rp. 590 miliar.
Semakin turunnya nilai DAU Kota Kediri mengharuskan mencari sumber pendanaan pembangunan alternatif, salah satunya dengan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Untuk itu, penting bagi seluruh OPD untuk memahami tentang skema dasar kerja sama pemerintah dengan badan usaha, prinsip pelaksanaan, proses, dan tahapan serta best practice KPBU di kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
Baca Juga: Jaga Stok dan Stabilitas Harga, Pemkot Kediri Rutin Monitoring Harga Pangan di Pasar
Melihat kebutuhan ini, pada Senin (31/5/2021) Bappeda Kota Kediri menggelar talkshow skema KPBU dalam penyediaan infrastruktur di Kota Kediri.
Talkshow ini menghadirkan 2 narasumber, yaitu Perencana Ahli Madya pada Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Novi Indriani, dan Kasubbag Pengendalian Admistrasi Pelaksanaan Pembangunan Wilayah 1 Biro Adm. Pembangunan Provinsi Jawa Timur Haryo Bimo.
Talkshow yang digelar di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri ini dibuka oleh Asisten Administrasi Umum, Chevy Ning Suyudi. Dalam sambutannya Chevy menjelaskan bahwa acara hari ini merupakan satu langkah yang sangat bagus.
Baca Juga: Pj Zanariah Beri Arahan ke Pejabat Struktural Pemerintah Kota Kediri
"Langkah pertama ini jangan hanya berhenti di sini. Bisa dimulai dari bappeda dulu dan dilanjut OPD lainnya," ujarnya.
Chevy juga menjelaskan bahwa saat ini pemerintah daerah berinovasi dan mulai menggunakan skema seperti KBPU untuk kemajuan daerah. "Seperti inovasi Wali Kota Kediri, yang di periode pertama itu harmoni dan sekarang itu harmoni plus. Plusnya itu ditambah kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder lain di luar pemda," terangnya
Lebih lanjut Chevy menjelaskan bahwa nantinya yang akan berkerja sama adalah sektor privat atau pihak swasta dengan orientasi yang jelas, yaitu profit. "Ketika kita berhadapan dengan sektor privat, kita harus bisa mengatur satu frekuensi. Supaya ke depannya kerja sama yang terjalin dapat menghasilkan simbiosis mutualisme," ujar Chevy.
Baca Juga: Geger Anggur Shine Muscat, Pemkot Kediri Gerak Cepat, Keliling Lakukan Rapid Tes, Ini Hasilnya
"Ini saatnya membuka wawasan kita. Program kegiatan dikumpul dahulu, kemudian ketika anggaranya kurang carikan solusi. Yang terpenting harus pintar dalam memilih program-program yang prioritas. Jangan lagi dipukul rata, agar hasil bisa bagus 100 persen," imbuhnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Chevy berharap ke depannya KBPU bisa dirasakan imbasnya untuk masyarakat.
Selain di hadiri OPD Pemkot Kediri, talkshow ini juga dihadiri perwakilan Bappeda se-Karesidenan Kediri dan disiarkan secara online di Youtube Harmoni TV. (uji)
Baca Juga: Pemkot Kediri Lakukan Penataan PKL di Jalan Brawijaya, Ini Opsi yang Ditawarkan untuk Pedagang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News