Prof Kiai Miliarder Itu Hampir Jadi Penjual Rokok Asongan di Terminal Joyoboyo Surabaya

Prof Kiai Miliarder Itu Hampir Jadi Penjual Rokok Asongan di Terminal Joyoboyo Surabaya Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. saat memberikan mau'idzah hasanah pada Haflah Akhirussanah Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah Angkatan 13 di lantai 2 Masjid Masjid Kampus KH Abdul Chalim, Sabtu (19/7/2021) tadi malam. foto: mma/ bangsaonline.com

Salah satu kegiatan rutin adalah ritual salat malam. Kiai yang mengawali karirnya sebagai guru matematika dan Bahasa Inggris itu sejak pukul 3.00 pagi telah bangun dari kenyenyakan tidurnya.

Ia melangkah ke Masjid Raya KH Abdul Chalim yang terletak sekitar 10 meter dari kediamannya. Di masjid besar dan megah itu ia memimpin salat malam. Puluhan ribu santrinya – sebagian masih terkantuk-kantuk – mengikuti, menjadi makmum.

Salat malam itu terdiri dari 12 rakaat (6 kali salam) plus tiga rakaat salat witir (dua kali salam). lalu membaca kitab Muchtarul Ahadits – kumpulan Hadits pilihan – di depan ribuan santrinya.

Namun karena hari Sabtu, jadwal terbagi juga ke Institut KH Abdul Chalim (IKHAC). Yaitu perguruan tinggi Islam yang didirikannya.

Ia langsung bergegas menuju Kampus IKHAC yang jaraknya sekitar 2 kilometer. Di masjid kampus yang diresmikan Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu, mengimami salat Subuh yang jemaahnya para mahasiswa dan mahasiswi IKHAC.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. foto: mma/bangsaonline.com)

Usai salat Subuh membacakan Kitab Muchtarul Ahadits. Yang juga diikuti para mahasiswa IKHAC. Sampai pukul 7 pagi.

Tanpa jedah. lalu meluncur ke Surabaya. Jarak tempuh sekitar 1,5 jam, jika tak macet. Pukul 9.00 memberikan pengarahan dan ijazah doa kepada para santri yang lulus SMA Unggulan dalam acara Haflah Akhirussanah di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.

Pantauan BANGSAONLINE.com, sekitar satu jam sebelum datang, para santri dan wali santri sudah menunggu. Mereka duduk tertib di kursi yang telah diasiapkan panitia dengan agak berjarak karena mengikuti protokol kesehatan.

Usai acara itu istirahat sejenak. Pada siang hari – pukul 13.00 - kembali memberikan maui’dzah hasanah untuk Haflah Akhirussanah. Kali ini untuk para santri Amanatul Ummah yang lulus Madrasah Aliyah.

Nah, usai memberikan pengarahan di Haflah Akhirussanah, sore itu, – usai salat Ashar - langsung mengajak BANGSAONLINE.com meluncur ke Kampus IKHAC Pacet Mojokerto. Kali ini bersama istri tercintanya, Nyai Alif Fadlilah. Turut dalam satu mobil KH Fathurrohman, Ketua Pergunu Kota Surabaya yang disebut sebagai “tukang bawa tas”.

Ternyata di Guest House IKHAC Pacet Mojokerto telah menunggu para pengurus Pergunu Pusat. Tampak Dr. Gatot (Sekjen Pergunu), Dr. Fadly Usman (Wakil Ketua Umum), M. Sururi (Ketua PW Pergunu Jatim), Dr. Saefullah (Ketua Pergunu Jabar), Dr. Aris Adi Leksono (Wakil Ketua), dan Dr. Baiq Mulyanah (Ketua Pergunu NTB yang juga Rektor Universistas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam rapat Pergunu itu membahas rencana pendirian International Unviersity. Menurut , peletakan baru pertama perguruan tinggi prestius itu akan dilakukan pada 2022. Kini ia sedang menyelesaikan pembebasan lahan.

Selain universitas internasional, juga membahas rencana turba ke berbagai daerah untuk membentuk 17.000 PAC Pergunu di 514 kota dan kabupaten seluruh Indonesia yang tersebar di 34 provinsi.

Usai memberi pengarahan di rapat Pergunu, sekitar pukul 20.00 WIB, mengajak BANGSAONLINE.com mengikuti Haflah Akhirussanah Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah Angkatan 13. Acara itu digelar di lantai 2 Masjid Masjid Kampus KH Abdul Chalim.

Pada acara yang diikuti para wali santri itu langsung memimpin istighatsah. Menurut , istighatsah itu selain untuk keselamatan kita semua, termasuk dari Covid-19, juga untuk kelancaran dan kesuksesan para santri yang lulus dalam melanjutkan studi, disamping masa depan mereka.

yang piawai memotivasi santri itu minta jangan pernah berhenti belajar. “Kalau menurut Imam Ghazali, kita mencari ilmu ya untuk ilmu,” katanya. Kelak, kata , setelah kita memiliki ilmu akan muncul pengetahun dan petunjuk dalam kehidupan. Karena itu tak perlu banyak berpikir tentang pekerjaan dan lain sebagainya. Yang penting tekun belajar dan belajar. (m mas’ud adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO