Rusunawa Penuh, DPRD Kota Mojokerto Usulkan Dua GOR sebagai Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Rusunawa Penuh, DPRD Kota Mojokerto Usulkan Dua GOR sebagai Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Junaedi Malik, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Overload-nya kapasitas bed pasien Covid-19 di Rusunawa Cinde, menggugah keprihatinan legislatif. Sejumlah wakil rakyat menyarankan Pemkot Mojokerto mengubah dua gedung publik yang kini kosong sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala.

Kedua gedung tersebut yakni GOR dan Seni Mojopahit dan GOR indoor di jalan Wilis, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari. Penyediaan sarana isolasi ini diyakini lebih efektif memutus mata rantai penularan Covid-19 dibandingkan dengan isolasi mandiri di rumah yang tanpa kontrol.

Baca Juga: Pj Ali Kuncoro dan Ketua DPRD Kota Mojokerto Tinjau Logistik KPU Jelang Pilkada Serentak 2024

"Pemda selayaknya mencari tempat alternatif baru karena Rusunawa Cinde telah penuh. Saat ini, GOR dan Seni Mojopahit dan GOR indoor di Jalan Wilis dalam kondisi darurat, itu bisa dijadikan tempat isolasi baru daripada di rumah yang sama sekali tidak terkontrol," cetus Wakil Ketua DPRD , Junaedi Malik, Rabu (30/06/2021) pagi.

Politikus PKB tersebut mengungkapkan sejumlah fakta mengenai praktik isolasi mandiri (isoman) di rumah. "Banyak informasi dari masyarakat, bahwa pasien Covid-19 yang isoman di rumah seringkali ditemukan jalan-jalan atau bergaul dengan tetangga. Nah, ini tentunya tidak semakin baik, justru jika tidak disikapi dengan mengisolasi di tempat isolasi pemerintah maka akan menjadikan sumber penularan baru," sesalnya.

Junaedi juga mengungkap keterbatasan lingkungan rumah beberapa pasien, terutama di perkotaan, seringkali membuat kondisi pasien tak stabil. Menurutnya, rumah warga yang terbatas dijadikan sebagai tempat isolasi beberapa anggota keluarga tidak membuat kondisi pasien membaik, malah sebaliknya, makin drop.

Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN

"Anda tahu, banyak rumah kondisi pasien Covid-19 di kota terbatas. Ini yang harus disikapi pemerintah, biar kondisinya tidak makin memburuk," tandasnya.

Junaedi juga meminta pemerintah daerah mencukupi kebutuhan bahan pangan selama masa karantina. Kata ia, pemerintah tak cukup hanya memberikan nasi kotak tiga kali sehari untuk kebutuhan harian.

"Mereka juga butuh bahan pangan yang lain. Bisa dibayangkan, mereka diisolasi tapi hanya njagakno makan nasi kotak saja. Padahal mereka tidak bisa keluar rumah, misalnya jika hanya pingin mie saja. Nah ini yang harus diperhatikan," tutur Junaedi kemudian.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024

Untuk menekan laju penularan Covid 19 di kota ini, Junaedi menyarankan agar petugas bertindak lebih masif lagi. "Kelemahan kita ada di tracing. Jangan tracing setelah ada kasus beberapa meninggal. Langsung saja, begitu ada laporan langsung disikapi sehingga akan mengerem laju covid secara efektif," pungkasnya.

Lonjakan kasus Covid-19 di memang mendapat atensi khusus dari lembaga legislatif. Ketua DPRD , Sunarto bahkan telah membuat instruksi khusus terhadap 24 legislator di parlemen.

Sebanyak 25 anggota DPRD, termasuk dirinya, diminta turut serta dalam penanganan Covid-19 di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah

"Surat instruksi ini diharapkan anggota lainya aktif ikut dalam penanganan covid di dapilnya masing-masing," tegas Sunarto. (yep/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pastikan Harga Stabil Jelang Idul Adha, Wali Kota Mojokerto Sidak Pasar Hewan dan Bahan Pangan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO