Tak Menyerah Meski Ada Keterbatasan Fisik, Kasiyanto Semangat Jajakan Dagangannya Hingga Luar Kota

Tak Menyerah Meski Ada Keterbatasan Fisik, Kasiyanto Semangat Jajakan Dagangannya Hingga Luar Kota Kasiyanto saat menjajakan dagangannya. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat Kasiyanto (40), warga Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, , untuk mencari rezeki. Ia tidak ingin menggantungkan hidupnya kepada orang lain.

Penyandang disabilitas yang asli Dusun Cakruk, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri itu tetap berjuang dengan berjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga, seperti sulak, toples plastik, sapu, tempat sendok, dan gayung untuk mengambil air.

Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2024, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan

Ditemui di Jalan KDP Slamet , Kasiyanto bercerita bahwa ia mulai berjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga itu sejak tahun 2006, setahun setelah ia menikah dengan istrinya yang asli Mojoroto, , tahun 2005.

"Tahun 2005 lalu, saya menikah dengan istri saya yang asli Mojoroto dan akhirnya saya pun pindah ke Kelurahan Mojoroto sampai sekarang," cerita Kasiyanto, kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (18/7) pagi.

Ayah dari seorang putri yang kini duduk di bangku kelas 9 MTs Mrican, Kecamatan Mojoroto itu, menjelaskan bahwa barang dagangannya dipasok dari Tulungagung. Ia memang tidak mengambil sendiri barang-barang tersebut ke Tulungagung. Untuk kulakan, Kasiyanto hanya pesan telepon, lalu barang dagangannya dikirim.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Lepas Keberangkatan Almarhum Gus Sunoto ke Peristirahatan Terakhir

Setiap hari, ia mengaku harus berkeliling menjajakan barang dagangannya menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi agar ia bisa mengendarainya. Bahkan sampai harus ke keluar .

"Paling jauh saya berkeliling sampai ke Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Tapi keliling ke Nganjuk tidak setiap hari, hanya sebulan sekali. Itu pun setiap hari tidak tentu lakunya. Kadang laku, kadang juga tidak ada yang membeli," tuturnya.

"Kadang ramai, kadang sepi, kadang malah sama sekali tidak laku. Selama pandemi ini, barang dagangannya ya tetap ada yang membeli, tapi memang ada penurunan. Namanya usaha, tetap disyukuri dan sabar," ujar Kasiyanto yakin.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Buka Sosialisasi dan Bimtek Tim Pemantau Pilkada Tahun 2024

Menurut Kasiyanto, barang dagangannya dijual antara Rp.5.000 sampai Rp.25.000 per buah tergantung barang yang dibeli. Contoh, sulak yang terbuat dari bulu ayam dijual Rp. 25.000 per buah. Sedang sulak yang terbuat dari rumput jepang dijual dengan harga Rp.10.000 sampai Rp. 15.000 per buah.

Kasiyanto juga mengaku bahwa keluarganya mendapatkan bantuan paket sembako dari Pemerintah . "Alhamdulillah, keluarga kami juga mendapatkan bantuan sembako dari dinsos," tutup Kasiyanto. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO