Puntung Rokok pun Jadi Problem Lingkungan, Aktivis di Kediri Edukasi Pecinta Alam Muda

Puntung Rokok pun Jadi Problem Lingkungan, Aktivis di Kediri Edukasi Pecinta Alam Muda Bima Nuryawan, Koordinator WWI Region Kediri saat memperagakan cara membuat asbak portabel di hadapan adik-adik Pramuka Saka Wana bakti di basecamp WWI di Desa Gabru, Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, Minggu (5/9). foto: Muji Harjita/ BANGSAONLINE.com

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Organisasi pecinta alam dipandang mampu menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan hidup. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit yang masih terlihat belum mencerminkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kecil adalah soal putung rokok yang dibuang sembarangan. Sampah kecil itu dianggap biasa saja. Tapi kalau dalam jumlah banyak, bisa mencemari lingkungan.

Untuk itu, tim dari Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kabupaten Kediri memberi edukasi dan wawasan kepada kelompok pecinta alam dari adik-adik Pramuka Saka Bhakti Kediri dan Mapala sebuah universitas swasta di Kediri, terkait kebersihan lingkungan di alam dan ikan lokal.

Bima Nuryawan, Koordinator WWI (Wild Water Indonesia) Region Kediri, menjelaskan cara membuat asbak portabel dari botol bekas minuman. Kegunaan botol yang diberi tali temali tersebut bisa dibawa para pecinta alam ketika mendaki gunung atau giat penanaman pohon di hutan.

"Botol itu bisa untuk wadah puntung rokok yang dipungut di jalanan saat mendaki gunung atau saat aktivitas lain yang berhubungan dengan lingkungan hidup," kata Bima Nuryawan, Minggu (5/9).

Menurut Bima, bila setiap pecinta alam membawa asbak portabel itu, paling tidak bisa mengurangi sampah kecil seperti puntung rokok. Selain bisa untuk membuang puntung rokoknya sendiri, asbak portabel itu bisa digunakan untuk memunguti puntung rokok yang dibuang sembarangan.

Pria plontos yang juga anggota Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kediri itu, juga menjelaskan macam-macam ikan lokal Indonesia yang harus dilestarikan dan dilindungi.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO