SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Semua orang senang. Pandemi Covid-19 segera berlalu. Insyaallah. Bahkan negara Saudi Arabia memperbolehkan salat dekat Kakbah.
Kapan kita bisa umroh? Simak tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di Disway pagi ini, Rabu 20 Oktober 2021. Di bawah ini BANGSAONLINE.com menurunkannya secara lengkap. Khusus pembaca di BaBe, sebaiknya klik lihat artikel asli di bagian akhir tulisan ini. Tulisan di BaBe banyak yang terpotong sehingga tak lengkap. Selamat membaca:
Baca Juga: Di Depan Ka'baitullah, Khofifah Minta Cicit Syekh Abdul Qadir Jailani Doakan Kemaslahatan Indonesia
GEMBIRA muncul di mana-mana. Juga di rumah Anda. Covid-19 terus bisa dikendalikan di Indonesia. Juga di Saudi Arabia: negara itu sudah memperbolehkan salat di dekat Kakbah tanpa harus jaga jarak. Sejak Minggu Subuh lalu.
Tanda-tanda jaga jarak dicopoti. Foto kaki orang salat yang berdempetan beredar di media. Termasuk media di Pakistan.
Di medsos Indonesia banyak yang sampai nangis-nangis bahagia: berharap bisa segera ke Makkah. “Sudah boleh menyentuh Kakbah dan mencium hajar aswad,” katanyi di sela-sela menahan harunyi.
Baca Juga: Cuaca Panas, Khofifah Imbau Jemaah Haji Patuhi Imbauan di Aplikasi Kemenag RI dan Nusuk
Di media Pakistan agak beda: salat memang tidak perlu lagi jaga jarak. Tapi harus tetap bermasker. Dan belum bisa menyentuh Kakbah, apalagi mencium batu hitam di salah satu pojok Kakbah itu.
Siapa yang benar? Mengeceknya mudah. Ada siaran live di TV Kabel. Lihatlah foto ini.
Baca Juga: Haramkan Maulidan dan Wayang, Nyali Ustad Wahhabi Ciut soal Miss Universe Asal Saudi
Sampai kemarin (tengah hari waktu Makkah yang panas terik) masih ada pembatas antara Kakbah dan jamaah.
Itu terlihat jelas karena dua hal: jamaah yang mengelilingi Kakbah lagi tidak banyak dan posisi kameranya di atas. Di foto medsos terlihat tidak ada pembatas karena posisi kamera tidak di atas.
Hanya TV kabel model Arief Bondowoso yang tidak menyiarkan live dari Makkah. “Pernah, tiga tahun lalu, hanya tiga bulan,” ujar seorang karyawan BSTV di Bondowoso.
Baca Juga: Arab Saudi Pamerkan Rancangan Sirkuit Qiddiya
Nasib Pakistan masih sama dengan Indonesia: termasuk lima negara yang belum boleh kirim jamaah ke Makkah. Indonesia dan Pakistan adalah negara terbanyak mengirim jamaah haji ke Makkah.
“Semoga kami segera diperbolehkan,” ujar H. Firman Nur, ketua umum Amphuri, salah satu asosiasi penyelenggara umrah dan haji.
Perusahaan Firman sendiri, Maghfiroh, punya daftar tunggu lebih dari 1.000 orang. Semua sudah bayar. Tinggal berangkat: gagal karena Covid-19.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
Banyak yang bertanya: bisakah umrah lewat negara ketiga yang sudah dapat lampu hijau? “Tidak bisa. Paspornya kan paspor Indonesia,” ujar Firman. “Pelayanan visa untuk paspor Indonesia belum dibuka,” tambahnya.
Orang seperti Firman masih berhitung: kalau pun pelayanan visa dibuka, bagaimana dengan vaksin dan karantina.
“Sudah ada kejelasan. Untuk vaksin Sinovac diharuskan melakukan booster,” ujar Firman. Harus vaksin tiga kali. Padahal vaksin booster untuk umum belum disediakan.
Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
Demikian juga soal karantina. Apakah sepulang dari Makkah juga harus karantina satu minggu. Dan juga harus di hotel dengan biaya jamaah sendiri.
Semua itu akan dibicarakan Amphuri dalam rapat kerja nasionalnya hari ini.
Melihat Makkah sudah ”normal”, hasrat ke sana memang begitu besar. Apalagi berita Masjidil Haram sudah diisi 100.000 orang, setiap hari, cepat pula menyebar.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
Kalau saja angka Covid-19 di Indonesia terus membaik seperti belakangan ini, rasanya tidak lama lagi kita akan mendapat izin. Saudi juga berkepentingan. Sebagai pelayan dua kota suci, Saudi bisa menjalankan tugasnya. Sebagai negara yang juga perlu devisa, Saudi akan mendapat penghasilan USD 8 miliar setahun.
Indonesia memang terus menerima pujian dari mancanegara. Dianggap sukses besar. Tentu masih dengan catatan: semoga tidak terjadi gelombang ketiga.
“Rasanya, kalau pun terjadi gelombang ketiga, tidak akan berat,” ujar Eri Cahyadi ST MT, wali kota baru Surabaya. “Yang penting kita jangan lengah,” tambahnya.
Baca Juga: Cegah Koper Baru Jemaah Tertukar, Kemenag Gunakan Aplikasi Haji Pintar
Kemarin saya mengajak Eri Cahyadi untuk podcast. Itu bagian dari janji saya bulan lalu: kalau vaksinasi di Surabaya sudah mencapai 80 persen saya harus podcast dengan sang wali kota.
“Hari ini sudah 115 persen,” ujar Eri. Wow. Berarti lebih cepat dari yang saya bayangkan. Dan ternyata tidak hanya Jakarta yang vaksinasinya melebihi angka 100 persen.
“Surabaya kan juga kota metropolitan. Banyak orang sekitar Surabaya yang bekerja di sini. Kami juga layani keperluan vaksin mereka,” ujar Eri.
Sehari kemarin jumlah penderita baru Covid-19, di Surabaya, tinggal 15 orang. Sangat menggembirakan.
“Mulai hari ini fokus kami mulai membangkitkan ekonomi. Seniman boleh tampil lagi,” ujar Eri. Seniman memang salah satu yang sangat terpukul oleh Covid-19. “Saya sampai mbrebes mili melihat para seniman Surabaya,” kata Eri. (Baca juga: Surabaya Level 1, Eri Genjot Ekonomi).
Bersamaan dengan itu UMKM juga dihidupkan.
Rasanya kota Anda pun sedang memikirkan untuk bangkit seperti itu. (Dahlan Iskan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News