OJK Butuh Ketua Anti Sogok, Ayo Daftar Sekarang, Hindari Kasus Jiwasraya dan Asabri

OJK Butuh Ketua Anti Sogok, Ayo Daftar Sekarang, Hindari Kasus Jiwasraya dan Asabri Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.comKasus Jiwasraya dan Asabri sempat menguncang Indonesia. Semua prihatin. Nah, kini ada lowongan pekerjaan untuk Otoritas Jasa Keuangan (). Baik Ketua maupun anggota.

Loh, apa hubungannya dengan kasus Jiwasraya dan Asabri?

Simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan kenamaan, di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com hari ini, Selasa (4/1/2022). Selamat menikmati:

INI bukan sekadar lowongan pekerjaan. Otoritas Jasa Keuangan () lagi memerlukan Anda: mendaftarlah.

Jadilah calon ketua dan anggota yang baru.

Minggu ini Jilid 3 dibuka pendaftarannya.

Apalagi kalau Anda merasa punya latar belakang asuransi. Dan tahan disogok. lagi perlu orang seperti Anda: agar tidak ada lagi gempa skala 9 di pengukur richter –Jiwasraya dan Asabri.

Selama ini prestasi di bidang pengawasan bank dan pasar modal sudah baik. Krisis pandemi tidak sampai meruntuhkan bank-bank kita. Bahkan kredit masih bisa tumbuh 4 persen –selama tahun sulit 2021.

Demikian juga pasar modal. Sangat baik. Perbankan memang runtuh di ''pandemi ekonomi'' gelombang pertama tahun 1998. Sejak itu bank kian peduli pada kesehatannya sendiri.

Di gelombang kedua pandemi ekonomi (2008) tidak banyak lagi bank yang masuk ICU. Menghadapi gelombang ketiga, 2020-2021, bank kita sudah lebih kuat lagi: hanya seperti kena Omicron yang OTG.

Maka fokus baru di Jilid 3 harusnya ini: asuransi. Sulit untuk tidak menyebut ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Jiwasraya.

Bagaimana bisa: Jiwasraya mempunyai produk unit link yang begitu fantastis. Yakni menjanjikan bunga 12 persen kepada pemegang polisnya.

Padahal Jiwasraya masih harus keluar biaya lagi untuk fee para agen dan partnernya.

Status BUMN Jiwasraya membuat investor asing pun percaya: dijamin pemerintah. Kalau pun terjadi masalah pasti akan diselamatkan.

Bagaimana bisa: mengizinkan diluncurkannya unit link seperti itu.

Jadi, ini bukan soal pengawasan pelaksanaannya di lapangan saja. Melainkan juga sejak dari sumbernya: mengapa produk itu diizinkan untuk diluncurkan.

Aturannya: setiap calon produk asuransi harus diajukan ke . Lembaga yang mengambil sebagian peran Bank Indonesia itulah yang bertugas memeriksa usulan produk baru itu. Kalau perlu dengan memanggil perusahaan asuransi pengusul: seperti apa idenya, bagaimana melaksanakannya.

Setelah yakin itu baik, menerbitkan izin peluncuran produk baru itu.

Ketua –yang biasanya lebih sibuk di urusan politik– punya enam anggota. Bahkan delapan –kalau dua anggota yang ex-officio dimasukkan: Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Salah satu anggota itu khusus mengawasi sektor asuransi. Anggota lain ada yang khusus mengawasi bank. Atau pasar modal. Atau lainnya.

Untuk perbankan paling hanya perlu ini: jangan sampai ada komisaris bank sulit diganti karena punya kedekatan dengan pimpinan . Kewajiban terbatas pada: menguji apakah calon komisaris memenuhi syarat atau tidak. Bukan syarat itu dipakai untuk membuang atau mempertahankan seorang komisaris. Ujian calon komisaris –dan direksi bank– adalah mutlak. Tapi tidak bisa itu dipakai untuk main-mata.

Anggota yang membidangi asuransi, di Jilid 2, rasanya memang bukan orang asli asuransi. Tapi sudah punya pengetahuan cukup tentang asuransi. Mestinya. Setidaknya punya staf yang latar belakangnya asuransi. Kalau ada. Pasti ada: komite industri keuangan non bank (IKNB) di . Yang seharusnya sama kuatnya dengan komite IKB.

Produk asuransi memang kian kreatif. Uang bisa membuat orang terpaksa pintar. Anda misalnya, mengasuransikan jiwa Anda. Awalnya, kan tidak bisa Anda menikmatinya –karena justru uangnya cair ketika Anda meninggal dunia.

Tapi dengan kreasi-kreasi baru dari kreator asuransi, Anda bisa menikmati bunganya –pun ketika Anda masih hidup. Anda senang. Istri/suami Anda senang. Atau anak-anak Anda.

Maka unit link inilah produk yang harus paling ditata oleh Jilid 3.

Kelemahan unit link ini karena terkait dengan investasi di pasar modal. Uang premi Anda itu dibelikan saham. Atau obligasi. Atau surat utang. Mana yang paling memberi return tinggi.

Itulah yang ditangkap oleh mulut buaya pasar modal. Pasar modal itu seperti kebun binatang –jenis buaya pun punya hak hidup yang sama dengan burung kakaktua. Yang membedakan adalah kerangkengnya.

Yang penting bagaimana tidak menempatkan buaya di kerangkeng burung beo.

Buaya, Anda benar-benar sudah tahu: makanannya daging –Jiwasraya adalah daging yang justru datang sendiri ke buaya yang bisa berkeliaran itu.

Maka Jilid 3 harus membangun kerangkeng baru untuk buaya-buaya pasar modal. Salah satu yang terpenting adalah: jangan boleh ada negosiasi langsung antara daging dan buaya. Harus lewat penawaran terbuka. Apalagi kalau daging itu dagingnya BUMN.

Tertarik?

Mendaftarlah.

Saya tidak tahu apakah Anda harus punya uang banyak untuk berani mendaftar. Pendaftarannya sendiri saya jamin: gratis. Proses selanjutnya saya tidak tahu. Terutama agar Anda bisa lolos menjadi ''tujuh besar''. Penyaring untuk tujuh besar itu Anda juga sudah tahu: DPR. Dari tujuh yang lolos itulah salah satunya akan jadi ketua . Selebihnya anggota.

Bagi pihak-pihak yang menginginkan Jilid 3 lebih baik, nama Kartika –dipanggil Tiko– sangat diinginkan untuk mendaftar. Begitu banyak orang yang menyebut nama Tiko di telinga saya.

Tapi, itu tidak mungkin. Ketika minggu ini penetapan presiden terbit, nama Tiko justru jadi ketua seleksi Jilid 3.

Tidak mungkin ketua tim seleksi mendaftarkan diri dan memilih dirinya sendiri.

Lebih baik Anda saja. Percayalah pada Tiko –mantan dirut Bank Mandiri yang sekarang menjabat wakil menteri BUMN– akan lurus dalam menyeleksi pendaftar.

Setelah lolos dari tim Tiko, barulah Anda harus berjuang sendiri di DPR –saya hanya bisa memberi bekal ini: selamat berjuang. Maju tak gentar. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Sagging Baru

Azza Lutfi

bukan Pak Mul, murni kesalahan saya, efek dibuka terus dibiarken, ditinggal menyelelesaikan segala urusan wajib dulu, lalu persiapan pembuatan SK tanpa mengecek persiapan lokasi pelantikan terlebih dahulu, karena biasanya Otole baru mau mengesahkan kalau semua sudah siap, jd saya kepedean langsung bawa SK tanpa cek lokasi...ternyata begitu masuk ruangan, sudah selesai penandatanganan...

Muliyanto

efek bangun tidur langsung buka komen Disway mas Amat, tidak cuci muka dahulu. wkwkwkkkkkkkkk.......

Tukang Nggambar

Sepertinya saya harus ganti operator seluler dan hp yang 5G ini biar dpt pertamax. Buka DISWAY di jam2 pertamax loadingnya udah kayak buka situs pengumuman hasil seleksi masuk PTN. Heuheuheu

Aji Muhammad Yusuf

Akumulasi itu pembelian dari sedikit sekuritas ke banyak sekuritas. Anda pun tau, cuma sekitar 3 biji sekuritas yang gerak di CMNP. Jadi itu betul. Tersangka Nya CS, udah niat nyusup. Langsung haka. Lalu apakah analisa CS itu abal seperti analisa saya kan enggak. Pun bisa di banting kapan saja. Jadi memang suka-suka yang punya. Bank digital yang rencana itu?. Pas di 100 kemana. Sekarang di 17 ribu. Udah jamuran mau di jual. Pak Erik thohir yang bawa buku 50 saja kemaren ganjel nya di BRIS di AVG-2000 sekarang di ambil. Pun rumor rencana AGRO digital. YU, BK, gaje juga. Kocak emang, Si AT kerja Nya nge ganjel. Termasuk di BRIS (haha). Gimana Si AT kalau jual istri gara-gara AVG-down (haha). Si AT (Anak-Terlantar). Hiyasalam.

ah.id hidayat

Klik Berita Selanjutnya

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO