Khofifah: Ponpes Jatim Siap Tampung 1.000 Anak-Anak Palestina, Prabowo akan Teruskan ke Presiden
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Devi Fitri Afrianti
Sabtu, 08 Juni 2024 12:04 WIB
"Saya sudah sampaikan ke Bu Khofifah bahwa ini akan saya laporkan ke Bapak Presiden dan ini saya juga akan bawa, karena saya juga dapat tugas dari presiden untuk mewakili Indonesia dalam KTT Gaza yang akan diselenggarakan 11 Juni di Yordania. Kesiapan rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam membantu rakyat Palestina akan kami sampaikan di acara itu," tegasnya.
KTT tersebut, dikatakan Prabowo, menjadi kesempatan strategis untuk berkoordinasi dengan Sekjen PBB dan juga negara-negara lain untuk mewujudkan apa yang menjadi inisiasi dan juga gagasan dari Indonesia.
Terkait hal tersebut, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa gagasan itu tidak tercetus tanpa ada pengalaman dan best practice. Pasalnya melalui organisasi yang dipimpinnya, yaitu Muslimat NU, pihaknya memiliki pengalaman untuk menangani anak-anak pekerja migran yang tidak bisa mendapatkan pendidikan formal di Malaysia.
"Terkait ikhtiar untuk bisa mendapatkan kesempatan mendidik putra-putri dari Palestina, sesungguhnya kami ingin melaporkan bahwa selama ini Muslimat NU memiliki learning center terbesar di Malaysia, karena anak-anak pekerja migran di Malaysia tidak dimungkinkan untuk mengikuti pendidikan resmi di sana, maka anak-anak pekerja migran dari Malaysia itu antara lain dikirim ke Jawa Timur," ucap Khofifah.
"Dan itu sudah berjalan selama ini kami sudah memiliki pengalaman bagaimana mendidik putra putri kita terutama dari pekerja migran Indonesia yang ada di Malaysia," imbuh Khofifah.
Oleh sebab itu, ketika mendengarkan pernyataan Prabowo bahwa Indonesia siap mengevakuasi 1000 warga Palestina, maka format yang diterapkan pada anak-anak pekerja migran Malaysia yang dididik melalui pesantren di Jawa Timur sangat memungkinkan untuk diterapkan serupa dalam menangani korban perang di Gaza Palestina.
"Kami matur bahwa pesantren-pesantren di Jawa Timur siap untuk menerima kehadiran mereka dengan proses proses yang kita akan bangun dan komunikasikan berikutnya. Misalnya apakah yang ditampung adalah mereka anak-anak yang yatim, atau yatim piatu, dan seterusnya. Yang jelas bahwa penanganannya akan berbasis pesantren," terang Khofifah.
Khofifah menjelaskan bahwa memberikan pendidikan untuk anak-anak Palestina di pesantren-pesantren di Jatim sangat memungkinkan. Terutama karena anak-anak dari Palestina menggunakan bahas Arab yang tentu sudah dalam posisi seiring dengan lingkungan pesantren yang ada di Jatim. (dev/ns)